4. Apem
Apem adalah kue tradisional Jawa yang terbuat dari bahan dasar campuran tepung beras dan terigu. Apem atau apam dipercaya dibawa oleh Ki Ageng Gribig sepulang dari ibadah haji di Makkah. Ki Ageng Gribig sendiri adalah seorang ulama pada zaman Mataram yang berdakwah menyebarkan agama Islam, khususnya di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
Kata apem diyakini berasal dari kosakata bahasa Arab, yaitu 'afwan' atau 'affuwun' yang berarti 'maaf' atau 'ampunan'. Pada zaman dahulu, masyarakat Jawa kesulitan untuk mengucapkan kata dalam bahasa Arab tersebut, jadi akhirnya disebut apem. Makanan tradisional ini merupakan simbol permohonan ampun kepada Tuhan atas berbagai kesalahan.
5. Lemper
Lemper merupakan singkatan dari bahasa Jawa 'yen dielem atimu ojo memper' yang memiliki arti 'ketika mendapat pujian dari orang lain, hati tidak boleh menjadi sombong atau membanggakan diri'. Lemper adalah makanan tradisional Jawa yang dibuat dari ketan. Adapun ketan yang digunakan untuk membuat lemper memiliki makna persaudaraan.
Ketan yang lengket juga dianggap sebagai simbol persaudaraan antara manusia yang saling menyatu. Tak hanya itu, ketan juga diyakini berasal dari singkatan dari 'ngraketaken paseduluran', yang berarti merekatkan persaudaraan. Dalam acara syukuran, lemper melambangkan harapan agar rezeki datang.