PSSI resmi membentuk Satgas Anti Mafia Bola. Beberapa orang ditugaskan mengisi posisi di dalamnya. Tugas Satgas Anti Mafia Bola tidak mudah. Nama-nama seperti Maruarar Sirait, Najwa Shihab, Ardan Adiperdana, dan Akmal Marhali menjadi bagian dalam Satgas Anti Mafia Bola tersebut.
Tugas besar yang harus dijalani Satgas Anti Mafia Bola adalah mencegah terjadinya pengaturan skor. Sepak bola Indonesia pernah tercoreng dengan munculnya oknum-oknum tak bertanggung jawab yang mengatur skor demi mendapat keuntungan semata. Mereka rela membayar wasit bahkan pemain untuk mendapatkan hasil pertandingan yang diinginkan.
Makanya memberantas mafia sepak bola di Indonesia yang sudah ada jaringannya butuh tenaga ekstra. Satgas ini juga bisa menemui wasit pertandingan dua hari sebelum laga dimulai. Mereka bisa memperkenalkan diri sekaligus berkordinasi dengan wasit saat pertandingan berlangsung, termasuk melindungi dan mengamankan wasit.
Satgas Anti Mafia Bola tidak hanya berkordinasi dengan PSSI saja melainkan mendapatkan lampu hijau untuk langsung melaporkan kepada presiden. Jika Satgas Anti Mafia Bola menemukan keganjilan dan temuan soal mafia bola, mereka bisa melaporkan kepada presiden demi percepatan pembersihan sepak bola di Indonesia. “Satgas juga kolaborasi dengan FIFA sebagai bagian transparansi,” kata Erick Thohir Ketua Umum PSSI dalam keterangannya.
Najwa yang memang menyukai sepak bola namun belum pernah tergabung dalam organisasi sepak bola di Indonesia, sempat bertanya kepada Erick Thohir saat diajak gabung, apakah Satgas Anti Mafia Bola merupakan tim independen atau bukan? Ternyata Satgas Anti Mafia Bola memang berdiri dalam independensi.
Maka Satgas Anti Mafia Bola akan menjaga kerahasiaan siapa saja pihak yang melapor kepada mereka soal ada praktik mafia sepak bola dalam pengaturan skor. Pihak yang melapor nantinya akan menjadi whistle blower untuk memberikan laporan juga kepada pihak berwajib agar kasus mafia bola bisa diproses secara hukum.