Kalo nggak ada sikap saling pengertian, maka hubungan hanya terjadi satu arah, tergantung siapa yang paling dominan.
Dengan kompromi, nggak ada yang merasa dirugikan, masing-masing ikhlas menjalani keputusan bersama.
#Apakah masalah yang dulu jadi penyebab putus telah terselesaikan?
Contohnya nih, dulu kamu putus dengannya karena dia nggak juga kasih kejelasan bagaimana masa depan hubungan kalian berdua.
Sudah lama pacaran, tapi tak kelihatan juga ‘hilal’ pernikahan.
Kalo dia masih juga plinplan dalam mengambil keputusan, kenapa memaksa untuk balikan? Ujung-ujungnya, kamu tetap akan digantung tanpa kepastian.
#Apakah yang dulu kami jalani, layak untuk diberi kesempatan kedua?
Kalo kamu ragu-ragu menjawab ini, sebaiknya jangan diteruskan keinginan untuk balikan.
Sebaliknya, kalau kamu mantap menjawab, maka silakan jalin kembali hubungan dengan mantan.
Kalau hubungan yang dulu lebih banyak bahagia daripada derita, dan penyebab putus bukan terkait hal prinsip, kenapa nggak.
Jalin kembali hubungan dengannya dan jadikan kesalahan-kesalahan masa lalu sebagai pembelajaran.
Tapi, kalau selama pacaran dulu, kamu lebih banyak nangisnya daripada senangnya, ngapain juga diulang lagi?
Bikin jiwamu tercabik-cabik aja. Hehehe.