UBSI Gelar Pelatihan Waspada Hoaks Stunting untuk Kader Posyandu

UBSI Gelar Pelatihan Waspada Hoaks Stunting untuk Kader Posyandu

Universitas Bina Sarana Informatika atau UBSI menggelar program PKM atau Pengabdian Kepada Masyarakat bagi Kader Posyandu Delima 1 di kawasan Ciledug, Banten pada Sabtu (19/4/2025) lalu. Program PKM itu mengangkat  tema “Waspadai Hoaks tentang Stunting di Media Sosial”.

Bertempat di aula Kelurahan Paninggilan Utara tercatat dihadiri oleh puluhan kader posyandu setempat.  Acara dibuka dengan sambutan dari Lurah Paninggilan Utara, Agus Lesmana, S.Pd, yang menyampaikan apresiasinya atas inisiatif UBSI. “Pelatihan ini sangat relevan dengan tantangan digital saat ini. Kami berharap kolaborasi antara kelurahan dan UBSI dapat terus ditingkatkan untuk membangun masyarakat yang cerdas dan tangguh,” ujar Agus dalam rilis yang diterima Paragram.

Sementara itu Ita Suryani, M.I.Kom, perwakilan UBSI menekankan pentingnya literasi digital bagi kader posyandu. “Sebagai garda terdepan kesehatan anak, kader posyandu harus mampu memilah informasi valid, terutama terkait isu sensitif seperti stunting. Hoaks yang beredar dapat memicu kepanikan dan kesalahan penanganan,” jelas Ita dalam keterangannya.

Kegiatan PKM Universitas Bina Sarana Informatika di Kawasan Ciledug, Banten (Foto: Istimewa)

Pelatihan kali ini dipandu oleh Hasan Mukti Iskandar, M.I.Kom, yang juga merupakan dosen UBSI. Pria yang akrab disapa Uki ini  memaparkan materi tentang pola penyebaran hoaks stunting di media sosial. Beberapa poin kunci yang dibahas antara lain: 

1. Faktor Kerentanan Ibu Terhadap Hoaks Stunting

  Topik emosional tentang tumbuh kembang anak, minimnya literasi digital, dan eksploitasi   oknum tidak bertanggung jawab yang menjual produk tanpa dasar medis. 

2. Pola Penyebaran Hoaks 

Circular reporting mengenai berita berputar antar-platform dan user-generated content (konten buatan pengguna) di WhatsApp, Instagram, atau Facebook. 

3. Strategi Melawan Hoaks

 Waspada judul provokatif dan verifikasi melalui sumber resmi, cermat alamat situs (hindari  domain blog tidak terverifikasi), dan membedakan fakta dan opini, serta laporkan konten hoaks ke platform atau Kominfo melalui [email protected]

Peserta juga diajak praktik langsung memeriksa validitas berita menggunakan metode fact-checking. Uki menekankan kalau berita bikin panik, belum tentu itu fakta. Maka jadilah ibu yang cerdas yang saring sebelum sharing. “Saya baru sadar betapa mudahnya terpancing hoaks. Sekarang saya lebih percaya diri untuk menyaring info sebelum dibagikan ke warga,” ujar Siti, salah satu kader Posyandu Delima 1. 

Kegiatan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap hoaks kesehatan. UBSI berencana melanjutkan program serupa di wilayah lain,sejalan dengan visi Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"