Contoh Cerpen Singkat
Berikut ini ada contoh sebuah cerpen singkat tentang Kerbau dan Jalak yang disertai struktur lengkapnya:
Pak Falo adalah seekor kerbau hitam berbadan besar dan mempunyai tanduk yang amat panjang. Hari ini, ia benar-benar gundah. Badannya gatal bukan kepalang. Ia sudah mencoba mengusir rasa gatal itu dengan selalu mengibaskan ekornya. Namun, rasa gatal itu tak juga hilang. Sementara itu, mulutnya terus saja mengunyah rumput hijau yang terhampar di padang luas, sambil sesekali mengo’a karena rasa gatal yang tak tertahankan.
Cuit-cuit, cuit-cuit, cuit-cuit, suara si Jali riang gembira. Jali si jalak, burung mungil pemakan kutu yang hampir setiap hari menyanyi di atas pohon di dekat pak Falo biasa makan rumput. Jali biasanya melihat pak Falo yang riang gembira. Namun tidak kali ini, pak Falo hari ini terlihat gundah.
Rangkaian Peristiwa:
“Apa gerangan yang terjadi padamu pak Falo?”, tanya Jali. “Badanku gatal sekali”, jawab pak Falo sambil mengibas-ngibaskan ekornya.
Pak Falo sudah mengusir rasa gatal itu dengan mengibas-ngibaskan ekornya, namun usahanya sia-sia. Rasa gatal itu semakin menjadi. “Kamu belom mandi ya?”, tanya Jali. “Rumahku jauh dari sungai, jadi aku jarang mandi”, jawab pak Falo sambil mengusir rasa gatal di badannya dengan mengibaskan ekor.
“Pantas saja, pasti badan kamu banyak kutunya, karena kutu-kutu itu suka tinggal di tempat yang kotor”, kata Jali. Pak Falo mengangguk setuju. Pak Falo meminta bantuan kepada Jali untuk menyelesaikan masalahnya.
“Baiklah kalo begitu, bersiaplah aku akan selesaikan masalahmu”, kata Jali.
Jali pun bersiap untuk terbang. Jali mulai mengambil nafas panjang, menegakkan lehernya, memandang langit, dan dengan secepat kilat, ia terbang tinggi. Kemudian, ia berputar-putar dan tidak berapa lama Jali menukik tajam dari atas ke badan pak Falo.
Baca juga: Cerpen Cinta Romantis yang Imajinatif, 5 Penulis Ini Manis!
Komplikasi:
“Hei Jali, apa yang kamu lakukan? Kamu mau membunuhku ya?”, teriak pak Falo sambil berlari menghindari serangan Jali.
“Berhenti!!! Jangan lari kamu!”, teriak Jali.
“Tidak! Tidak…!! Tidak…..!!!”, teriak pak Falo sambil terus berlari.
Jali tak mau kalah, ia terus mengejar pak Falo. Bahkan, jali terbang lebih kencang dari sebelumnya. Pak Falo tidak mau jadi sasaran Jali. Dengan cepat, ia masuk ke dalam hutan dan bersembunyi di balik sebuah batu besar.
Jali kehilangan jejak pak Falo. Sambil terengah-engah, Jali hinggap diatas ranting sebuah pohon, memperhatikan keadaan sekitar. Dari balik batu, pak Falo pelan-pelan mengintip, dan pelan-pelan berpindah tempat ke batu yang lain untuk menjauhi Jali. Namun, tanpa sengaja, pak Falo terpeleset dan jatuh, sehingga menimbulkan suara gemuruh yang menyebabkan Jali mengetahui keberadaan pak Falo.
“Pak Falo……!”, teriak Jali sambil terbang mengejar pak Falo.
“Duh, aku jatuh, habislah aku sekarang”, kata Pak Falo. Jali semakin dekat dengan pak Falo dan tiba-tiba….
“Stop…!!!”
Ada suara keras yang mengagetkan mereka berdua. Ternyata, suara itu datang dari Raja Sing, Singa sang penguasa hutan.
“Apa yang kalian berdua lakukan. Kalian telah mengganggu istirahatku”, kata Raja Sing.
“Jali mengejarku Raja Sing, dia mau membunuhku”, kata pak Falo dengan nada memelas.
“Tidak raja, aku bukannya ingin membunuhnya. Justru, aku ingin membantu menyelesaikan masalahnya”, sanggah Jali membela diri.
Mereka berdua kemudian berdebat dan saling menyalahkan.
“Sudah, cukup. Bila seperti ini terus, kapan akan selesai?” bentak Raja Sing.
Mendengar bentakan Raja Sing, akhirnya mereka diam sambil menundukkan kepala.
Resolusi: