Mabuk perjalanan terjadi ketika otak menerima informasi yang bertentangan dari telinga bagian dalam, mata, dan saraf di persendian dan otot.
Bayangkan seorang anak kecil duduk rendah di kursi belakang mobil tanpa bisa melihat ke luar jendela — atau anak yang lebih besar sedang membaca buku di dalam mobil. Telinga bagian dalam anak akan merasakan gerakan, tetapi mata dan tubuhnya tidak. Hasilnya mungkin sakit perut, keringat dingin, kelelahan, kehilangan nafsu makan atau muntah.
Tidak jelas mengapa mabuk kendaraan mempengaruhi beberapa anak lebih dari yang lain. Meskipun masalah tersebut tampaknya tidak memengaruhi sebagian besar bayi dan balita, anak-anak usia 2 hingga 12 tahun sangat rentan.
Untuk mencegah mabuk kendaraan pada anak, para orangtua dapat mencoba strategi berikut:
1. Kurangi input sensorik. Dorong anak untuk melihat benda-benda di luar mobil daripada berfokus pada buku, permainan, atau layar. Jika anak tidur siang, bepergian selama waktu tidur siang mungkin bisa membantu.