Kadang lupa nama, lupa tempat menaruh barang, salah kata saat berbicara, atau butuh waktu lebih lama dari sebelumnya untuk mengingat sesuatu dapat terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
Namun, meningkatnya kesadaran mengenai demensia membuat orang jadi bertanya-tanya apakah masalah-masalah ingatan semacam itu merupakan tanda awal kepikunan.
Menurut informasi yang disiarkan di situs web resmi Kementerian Kesehatan, demensia atau kepikunan mencakup kumpulan gejala penurunan fungsi kognitif otak yang menimbulkan gangguan daya ingat, kemampuan berpikir, kemampuan komunikasi, perilaku, dan emosi yang memburuk.
Walaupun kadang bisa menimbulkan frustrasi, sesekali lupa atau kesulitan mengingat sesuatu sebagian besar bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.
Menurut siaran Medical Daily pada Kamis (1/5), masalah semacam ini adalah gangguan memori terkait usia dan merupakan bagian normal dari penuaan.
Dalam perubahan memori terkait usia yang normal, kelupaan cenderung terjadi sesekali dan biasanya melibatkan ingatan dari masa lalu yang lebih jauh.
Sedangkan gangguan ingatan yang terjadi akibat demensia sering kali dimulai dengan kehilangan ingatan ringan tetapi semakin memburuk seiring waktu.
Penderita demensia sering kali kesulitan mengingat kejadian baru, seperti lupa tentang percakapan yang mereka lakukan sebelumnya pada hari itu atau tidak mengenali seseorang yang baru saja mereka temui.
Selain itu, gejala demensia dapat meliputi kesulitan berbahasa dan memahami; disorientasi atau kebingungan mengenai waktu, tempat, atau orang; perubahan perilaku dan kepribadian; kesulitan melakukan aktivitas yang biasa dilakukan; kesulitan memahami ruang dan jarak sehingga mudah terjatuh; serta kesulitan membedakan warna.
Jadi, sering lupa tidak selalu berarti demensia. Faktor lain seperti stres atau kelelahan bisa pula membuat orang jadi sering lupa.
Masalah ingatan dapat terjadi karena cedera kepala seperti gegar otak, tumor, atau infeksi otak; masalah tiroid; efek samping obat; penyalahgunaan obat, gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan; masalah tidur; atau kekurangan nutrisi.
Jika masalah ingatan sudah mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, maka sebaiknya menemui dokter untuk berkonsultasi.
Tanda peringatan dari masalah ingatan yang perlu diwaspadai dapat meliputi mengulang pertanyaan yang sama berulang kali, tersesat di tempat yang sudah dikenal, atau kesulitan mengurus diri sendiri.
Namun, penting untuk diingat bahwa memperhatikan gejala seperti kehilangan ingatan atau kebingungan saja tidak cukup untuk mendiagnosis demensia.
Hanya tenaga kesehatan profesional yang dapat membuat diagnosis tersebut setelah melakukan evaluasi secara menyeluruh, termasuk memeriksa riwayat medis, hasil tes kognitif dan pemeriksaan fisik, serta citra otak.
Dalam beberapa kasus, orang dewasa lebih tua yang sering lupa mungkin didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan.
Tidak seperti demensia, orang dengan gangguan kognitif ringan biasanya masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.