Fenomena bergidik setelah kencing dirasakan hampir setiap manusia. Sensasi getaran seperti menggigil ini dirasakan mulai dari bayi hingga orang dewasa. Tapi, mengapa bisa demikian?
Sejauh ini, belum ditemukan penelitian tentang kondisi biologis tentang hal ini. Namun, pengetahuan para ilmuwan tentang bagian vital manusia dan hubungannya dengan sistem saraf bisa menjelaskannya.
Penjelasan pertama, terjadi karena penurunan suhu ketika kencing hangat keluar dari tubuh. Ini cukup jelas, karena tubuh manusia biasanya menggigil karena kedinginan. Sementara saat kencing, kita membuka bagian bawah tubuh untuk mengeluarkan air kencing yang hangat dari tubuh.
Kondisi ini menciptakan ketidakseimbangan suhu internal tubuh yang memicu tubuh kita untuk menggigil dan tak terkendali. Tapi pendapat ini tak lantas disetujui para ilmuwan.
Penjelasan kedua, terjadi karena kebingungan antara sinyal dan sistem saraf otonom (ANS). Proses buang air kecil diawasi oleh ANS, pusat kendali otak yang mengatur fungsi tubuh otomatis seperti suhu dan detak jantung.
Buang air kecil tak otomatis, karena kita memiliki kontrol sukarela ketika kencing. ANS mengatur kita ketika kencing, sebab ia harus melewati sistem saraf parasimpatik (PNS) dan sistem saraf simpatetik (SNS).
Ketika kandung kemih penuh, reseptor peregangan kecil di dinding otot mendeteksi gerakannya. Inilah yang kemudian mengaktifkan satu set saraf di sumsum tulang belakang yang disebut saraf sakral. Proses ini bekerja seperti sakelar yang menekan refleks saraf instruktif, ketika kandung kemih masih terisi.
Apa yang aneh dari sistem ini adalah saat urine yang meninggalkan tubuh membuat tekanan darah menurun. Kira-kira, fenomena seperti ini lazim dirasakan laki-laki ketimbang perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki biasanya berdiri ketika kecing, sehingga mengintensifkan penurunan tekanan darah melalui getaran tersebut.