Dunia hiburan di Indonesia menghadirkan banyak pelawak dan komedian. Namun mayoritas pelawak di Indonesia adalah laki-laki. Tak dipungkiri wanita memang jarang menjadi seorang pelawak sejak dulu sampai sekarang.
Meskipun beberapa wanita ada yang menjadi pelawak sebut saja nama-nama seperti Mpok Atiek, Nunung Srimulat, Ulfa Dwiyanti, Omas Wati, hingga Rina Nose dan komedian kekinian seperti Kiky Saputri dan Arafah Rianti.
Tetap saja jumlah pelawak wanita di Indonesia jauh lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Yasser Fikry seorang humor trainer, moderator humor, dan dosen, dalam podme.id mengatakan bahwa di Indonesia pernah diadakan lomba lawak wanita yang digagas oleh Arwah Setiawan seorang dari organisasi Lembaga Humor Indonesia di tahun 1979. Namun tetap saja dalam ajang tersebut mereka mengalami kesulitan mendapatkan pelawak-pelawak wanita.
Apakah sisi humor wanita tidak sebesar pria? Atau wanita menganggap pelawak bukan profesi yang menjanjikan. Justru menurut Yasser dalam dunia lawak seorang komedian akan lebih hidup dan semangat melawak karena ada wanita cantik bukan wanita yang lucu atau sesama komedian. “Kalau ada cewek cantik masuk, biasanya komedian wanita merasa terancam,” ujar Yasser.
Padahal menurut Yasser jika ada wanita menjadi pelawak justru persaingan lebih mudah karena sedikit wanita yang jadi pelawak. Yasser menambahkan bahwa wanita identik dengan kesempurnaan, mereka ingin terlihat cantik. Sementara sebagai pelawak atau komedian, mereka harus siap-siap tampil berbeda, tidak cantik, jelek agar ditertawakan atau jadi bahan komedi. “Banyak wanita yang nggak siap kalau jadi jelek,” serunya.
Yasser mengatakan saat ini hanya ada komedian yang bisa dihitung oleh jari tetap eksis. Salah satu nama yang dia sebut adalah Rina Nose. Menurut Yasser, Rina adalah komedian wanita yang lengkap karena dia bisa segalanya dan bisa menjaga eksistensi selama beberapa tahun sejak tahun 2000-an mengawali karir dalam ajang pencarian bakat pelawak.