Cerita Foto Horor Setan: Pengalaman Pribadi Yang Mengerikan Part 5
Lagi-lagi Nia mendengarnya kembali namun Nia mencoba mengabaikannya ia terus bergerak menelusuri lorong gelap....
Rumah ini selalu menyimpan misteri seakan ada dua sisi yang saling berseberangan dan dibagian lorong adalah sisi dimana kadang Nia merasa tidak sendirian lagi padahal ia tahu saat ini tidak ada satupun yang menginjakkan kaki disana kecuali Nia seorang diri.
Selain lorong panjang ada kamar bangsal yang tidak terpakai sama seperti kamar lain ada lonceng diatas pintu namun bedanya ada jendela besar disetiap bangsal dengan pasak besi terpasang nyaris menyerupai kamar rumah sakit.
Jiwa setiap kali Nia melewati jendela itu
seakan Nia merasa ada seseorang yang berbaring diatas ranjang-ranjang kosong itu. Foto horor setan akan semakin ngeri, awas~
Namun tidak ada siapapun disana hingga Nia sampai di pintu terakhir satu pintu yang konon kata ni Ika adalah kuburan dari pemilik yayasan ini sebelumnya Nia berhenti lama sebelum membuka pintu.
Nia mendapati Ica sedang meringkuk saat Nia memanggilnya Ica berbalik lantas kemudian berdiri kakinya seakan menutupi sesuatu wajah Ica panik.
"kamu ngapain?"
"Nia aku gak ngapa-ngapain kok" ucap Ica.
"Kamu nanam sesuatu kan disana?" kata Nia Ica tetap menolak tuduhan itu. "aku lihat kamu nanam sesuatu" Nia mendorong Ica memintanya menyingkir lantas menggali dengan tangan kosong.
Sama seperti Ica di tanganya jelas-jelas ia baru saja menggali sesuatu meletakkan entah apa itu disini namun aneh saat Nia selesai membongkar gundukan itu Nia tidak mendapati apapun disana.
Ica yang masih terlihat panik lantas berucap "aku gak nanam apa-apa kan aku malah nyari sesuatu disini".
"Apa" Nia lantas bertanya.
"Apa yang kamu cari?" tanya Nia.
"Kuburan janin-janin yang sudah mati itu disini kan?". "sianak adalah janin yang sudah digugurkan".
Nia yang mendengar itu tiba-tiba merinding.
"kamu jangan ngawur ya ca kalau ngomong" bentak Nia lantas Ica menunjuk tempat ini.
Sebuah lahan kosong yang di kelilingi tembok tua hanya saja tidak ada atap disana dan di sekeliling Nia baru sadar tempat ini dipenuhi tumbuhan Salak.
Nia masih tidak mengerti "aku penasaran sejak awal rumah ini dulu adalah rumah Berangon kan" ucap Ica.
"Berangon?"
"Rumah tempat gugurin janin pada jaman dahulu"
"Kamu tau darimana?" Nia masih beriskeras menolak kata-kata Ica.
"Tumbuhan Salak dulu digunakan untuk menyamarkan bebauan darah janin"
"dan kamu tau kenapa harus salak" tanya Ica.
Nia menggelengkan kepala.
"Konon setiap tumbuhan Salak selalu ada yang jaga untuk menahan roh dari janin-janin yang sudah digugurkan" Ica mendekati Nia "dia suka sekali dengan darah janin dia selalu menjilati darah janin".
"Siapa" tanya Nia.
"Genderuwo" bisik Ica saat itu juga pintu tiba-tiba dibanting dengan keras lalu tertutup dengan sendirinya.
Ica dan Nia memandang pintu mereka berdua saling menatap satu sama lain.
Ica membuka pintu menarik Nia kemudian mereka pergi Ica juga beberapa kali melihat ke kamar bangsal kaki Nia semakin nyeri tapi Ica mengatakan "denger suara mereka gak banyak sekali yang jerit di kamar-kamar kosong ini".
Nia tidak menjawab Ica ia ingin segera sampai di kamar Nia menarik Ica ia harus segera pergi darisana sebelum pamong tahu apa yang mereka lakukan saat melewati pintu tanpa tangga tiba-tiba Nia berhenti ia memandang tajam pintu kamar itu.
Untuk pertama kalinya Nia berkeringat dengan wajah tegang matanya tertuju pada pintu itu
Nia melihat sekelebat bayangan sosok wanita masuk kesana bayangan mata itu lenyap Ica tidak kalah dengan Nia kaki dan tangannya gemetar hebat lantas Ica berucap dengan kalimat terbata-bata.
"Wanita di foto itu bukan".
Ica menatap Nia mereka pergi dari tempat itu
saat Ica menggandeng tangan Nia yang merasakan nyeri yang luar biasa tiba-tiba ni Ika muncul lantas memegang tangan Nia.
"Kamu bisa pulang kan dek sudah malam loh ibumu pasti khawatir kalau anaknya kenapa-kenapa".
Ni Ika mengatakan itu sembari tersenyum Ica pun pamit ia pergi. Nia menatap ni Ika ekspresinya tidak berubah ia tetap tersenyum namun sebelum Nia menjelaskan apa yang terjadi ni Ika langsung memotongnya.
"Kamu bisa kembali ke kamar sendirian kan Nia" ucapnya "Silvi sudah menunggu kamu daritadi". Waduh makin ngeri aja nih kisah foto horor setan.
Tanpa pamit ni Ika pergi begitu saja.
Nia membuka pintu saat itu juga Nia bisa melihat Silvi ia duduk di lantai meringkuk sendirian suara lonceng pintu Nia membuat anak itu mengangkat punggungnya kemudian ia menatap Nia selama beberapa detik sebelum mengatakan.
"Ook aaah oook aaaah iaaa"
"kamu ngomong apa" Nia mendekatkan diri.
"Oook aaah aam ii oook aaan aaang!" Silvi masih bersikeras menjelaskan "Iaaaa" Silvi menunjuk Nia "eeeiii aaaa aaiii iii".
Nia tetap tidak mengerti lantas Silvi berdiri keluar dari kamar sebelum ia menutup pintu Silvi menangis.
"Kamu mau pergi? kamu gak tidur disini?" Nia bertanya.
Silvi mengelengkan kepalanya lantas menutup pintu perlahan suara lonceng pintu terdengar Nia sendirian didalam kamar itu ia masih memikirkan apa yang ingin Silvi sampaikan namun Nia tahu malam ini ia akan sendirian.
Nia beranjak menuju ranjang setelah ia yakin sudah mengunci pintu Nia mengangkat kakinya saat itu Nia baru tahu luka memar di kakinya tidak hanya menghitam namun mulai berbau busuk nyaris seperti borok yang mengerikan Nia mulai berpikir untuk membawa kakinya ke rumah sakit.
Nia mulai memejamkan matanya memanjakan dirinya dengan lelap yang sudah memenuhi isi kepalanya keheningan seketika menelan Nia dalam sunyi Nia tertidur.
Namun tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka lonceng berdenting dan Nia membuka matanya
sekilas saat Nia membuka mata ia melihat seorang perempuan berambut panjang ia mengenakan gaun putih hingga menutupi kakinya berjalan melintasi kamar Nia perut wanita itu buncit menyerupai wanita yang tengah mengandung.
Nia beranjak dari tempat tidurnya lalu pergi memeriksa Nia tidak melihat siapapun disana dengan cepat ia langsung menutup pintu kembali menguncinya.
Namun belum juga Nia kembali ke ranjang ia merasa dibelakang seseorang tengah membelai rambutnya yang panjang menciuminya nafasnya terasa ditengkuk Nia.
Nia mulai menangis Nia yang sudah tidak tau lagi harus bagaimana lantas nekat untuk melihat siapa yang ada dibelakangnya namun saat Nia berbalik ia tidak menemukan siapapun disana namun pintu yang sudah dikunci oleh Nia terbuka kembali Nia mendengar langkah kaki ditangga Nia mengikutinya.
Nia merasa ia harus mengikutinya seakan memang Nia dituntun untuk tahu lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini.
Sampai sosok itu melangkah di anak tangga kamar misterius itu sebelum ia masuk kesana ia melihat Nia.
Aneh Nia tidak tahu bila sekarang ada anak tangga didepan kamar misterius itu tanpa berpikir apapun lagi Nia menaiki anak tangga lalu masuk kesana.
Saat Nia sudah masuk pintu tiba-tiba tertutup dengan sendirinya. hal pertama yang Nia rasakan adalah bau apak yang membuat Nia tidak nyaman selain bau apak Nia juga merasa ruangan ini jauh berbeda dari semua ruangan yang pernah Nia masuki hal yang mengganjal tentu adalah hampir disetiap sudut ruang Nia bisa melihat semua benda berserakan.
Ruangan ini tidak lebih besar dari ruangan tempat Nia menumpang tidur hanya saja di dalam ruang ini hanya terdapat satu ranjang dengan beberapa perabotan tak terkecuali satu kursi usang yang berdiri kokoh tepat ditengah ruang.
"Aneh" pikir Nia melihat kursi lusuh itu
dengan kaki terpincang-pincang Nia memaksa diri menuju ranjang tempat tidur disamping sisi ranjang terdapat sebuah jendela dengan tirai putih transparan.
Manakala Nia memeriksa kemana jendela itu tertuju Nia terperanjat ia semakin yakin di ruangan ini ia melihat dia.