Warung Mak Beng sendiri sudah buka sejak tahun 1941. Warung ini didirikan oleh (alm) Ni Ketut Tjuki yang kini dikenal dengan sebutan ‘Mak Beng’, bersama sang suami I Putu Gede Wirya (Nyoo Tik Gwan). Saat ini usaha kuliner Mak Beng dikelola oleh generasi ketiga atau cucunya yakni Dodit (49).
Bisa dibilang, ini merupakan salah satu warung tertua yang ada di Bali. Jika melihat dari tahun berdiri, kini Warung Mak Beng sudah berusia 82 tahun. Sebelum menjadi incaran turis lokal dan asing di Bali, warung makan ini lebih dikenal sebagai tempat mangkalnya sopir bemo.
Awalnya, Warung Mak Beng bukan restoran yang menyajikan masakan atau olahan ikan seperti sekarang. Dahulu, Mak beng hanya menjual beragam jenis makanan biasa dan jajanan, lebih mirip warung makan biasa. Sayangnya, Dodit tidak begitu tahu sejak kapan Warung Mak Beng fokus menyajikan olahan ikan.
Putra bungsu dari empat bersaudara itu juga tidak tahu kalau usaha kuliner keluarganya bisa masuk peringkat ke-3 restoran paling legendaris di dunia. Namun, Dodit meyakini kalau cita rasa sambal terasi yang khas dari restorannya membuat pelanggannya makin terpikat.
Warung Mak Beng sendiri sudah memiliki dua cabang yang berlokasi di Ubud dan Tabanan. Dodit mengaku saat ini belum terpikir untuk menambah cabang Warung Mak Beng. Menurutnya, cukup cabang Warung Mak Beng di Tabanan dan Ubud saja yang dijalankan sekarang.
Tentu saja, terpilihnya Warung Mak Beng dalam daftar restoran paling legendaris di dunia 2023 bahkan menduduki peringkat ketiga membuat masyarakat Indonesia ikut bangga. Sementara itu, peringkat pertama ada restoran Figlmüller di Austria dan kedua ditempati restoran Katz's Delicatessen di New York, Amerika Serikat.