Benarkah Makanan Bisa Mempengaruhi Perilaku Anak?

Benarkah Makanan Bisa Mempengaruhi Perilaku Anak?

Apakah makanan bisa mempengaruhi perilaku anak? Jawabannya, ya! Bisa!

Ada korelasi antara perubahan pola makan dengan dampak kesehatan dan perilaku pada anak-anak. Makanan tertentu dapat bertindak sebagai pemicu yang dapat mengubah atau memengaruhi kesehatan anak-anak.

Jadi, apa sebenarnya korelasi antara pola makan masalah perilaku? Dan apa yang harus diberikan kepada anak-anak agar mereka tetap sehat dan berfungsi dengan baik? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Aneka jajanan anak yang tinggi gula, mengandung pewarna, dan gluten (radarpekalongan.id)

Makanan yang Mempengaruhi Perilaku Anak

Aneka jajanan anak yang tinggi gula, mengandung pewarna, dan gluten (radarpekalongan.id)

Berikut ini beberapa jenis makanan yang bisa menyebabkan perilaku negatif pada anak:

1. Pewarna Makanan Buatan

Telah dilakukan penelitian signifikan seputar pewarna yang sering ditemukan dalam makanan kemasan yang dipasarkan khusus untuk anak-anak. Meskipun warna-warna ini dapat menambah daya tarik atau memancing rasa ingin tahu, pewarna ini juga dapat menyebabkan perilaku negatif, seperti hiperaktif, menurut sebuah penelitian inovatif tahun 2007.

Pewarna yang harus dihindari meliputi:

- Biru 1

- Merah 40

- Kuning 5

- Kuning 6

Karena efek negatifnya, bahan tambahan tersebut dilarang digunakan di beberapa negara. Di tempat-tempat yang belum melarangnya, bahan tambahan ini sering ditemukan dalam produk-produk seperti sereal dan minuman jus.

2. Produk susu

Di seluruh dunia, semakin banyak anak-anak yang alergi atau sensitif terhadap susu sapi. Bahkan, orang yang tidak memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu sapi pun dapat mengalami efek negatif akibat mengonsumsi terlalu banyak susu dan keju. Beberapa efek negatif dari produk susu yaitu: kembung, sakit perut, dan diare. Semuanya itu juga dapat menyebabkan rasa mudah tersinggung.

3. Gluten

Saat mempertimbangkan hubungan antara pola makan dan perilaku anak-anak, penting juga untuk memperhatikan gluten. Meskipun makanan bebas gluten dulunya dianggap sebagai tren yang tidak masuk akal, gluten kini terbukti membahayakan kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Pada anak-anak yang sudah menunjukkan hiperaktif atau agresif, gluten dapat memicu atau memperburuk perilaku ini lebih jauh – terutama pada anak-anak yang sensitif terhadap produk gandum.

4. Makanan cepat saji

Camilan tidak sehat yang disukai anak-anak sering kali mengandung banyak gula, sirup jagung, atau pemanis buatan. Makanan yang murah tetapi kurang gizi ini juga umumnya mengandung banyak lemak, gula, atau garam.

Meskipun sebagian besar telah dibantah bahwa gula dapat menyebabkan hiperaktif, penelitian menunjukkan bahwa gula dapat menyebabkan perubahan perilaku. Makanan cepat saji dapat mempengaruhi kesehatan anak-anak terutama kesehatan fisik jangka panjang.

5. Kafein

Kopi dan teh bukan satu-satunya minuman yang mengandung kafein. Minuman ringan juga mengandung kafein, yang dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Sleep Foundation menyatakan bahwa anak-anak yang kurang tidur sering mengalami kesulitan di sekolah.

6. Bahan Pengawet

Menurut sebuah penelitian yang berpengaruh, bahan pengawet tertentu, yang umumnya ditemukan dalam makanan olahan, dapat menyebabkan perilaku bermasalah seperti hiperaktif pada anak-anak.

Beberapa pengawet yang bisa mempengaruhi anak, di antaranya:

-Nitrit dan nitrat

-Natrium benzoat

-Monosodium glutamat (juga digunakan sebagai penambah rasa)

Meskipun makanan bebas pengawet mungkin memiliki masa simpan yang lebih pendek, bagi sebagian orang, umumnya ada baiknya menghindari bahan-bahan ini.

Itu tadi daftar makanan yang bisa mempengaruhi dan menimpulkan efek negatif pada perilaku dan kesehatan anak. Parents harus selalu memperhatikan asupan nutrisi anak untuk menghindari dampak buruk makanan tadi ke perilaku atau kesehatan mereka!



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"