Kepulauan Faroe yang terletak di antara Norwegia dan Islandia punya tradisi yang bikin bergidik. Tak banyak orang yang tahu akan tradisi tersebut karena masyarakat kepulauan di utara benua Eropa ini cenderung selektif dalam menerima orang asing ke tanahnya.
Orang-orang dari kepulauan tersebut mengenali mereka sebagai para 'pembunuh' ikan paus. Mereka kerap disebut-sebut sebagai nelayan tak berperasaan yang rutin membunuh sekira 800-an ekor ikan paus setiap musim panas.
Namun, Mike Day, seorang pembuat film dokumenter asal Skotlandia, bisa membalik persepsi itu lewat film garapannya.
Mike masuk ke pulau itu dengan meyakinkan banyak orang bahwa ia tidak akan berfokus pada pembantaian semata. Sebaliknya, ia tertarik dengan kehidupan di kepulauan dan hendak mencari tahu alasan di balik perburuan yang jadi tradisi nan kontroversial tersebut.
Dari kameranya, Mike berhasil mengabadikan segala aktivitas masyarakat pemburu ikan paus itu. Mike menyoroti bagaimana orang-orang jadi berlumuran darah di sekujur tubuhnya saat ikan-ikan paus itu dibunuh secara keji di sebuah teluk sempit.
Sebelum dibantai, kawanan paus digiring menuju jalur sempit menuju sebuah teluk kecil. Setibanya, pembantaian dilakukan, dan masyarakat setempat memang sudah biasa dengan situasi tersebut.
Dalam filmnya yang berjudul 'The Island and the Whales', disebutkanlah beberapa alasan moral di balik perburuan paus itu. Masyarakat di sana menyantap daging paus untuk menjaga kesehatan mengingat tanah mereka terletak di lingkar iklim Arktik yang tak menentu.
Tradisi ini sudah berjalan seiring kepercayaan mereka terhadap nasihat para leluhur. Meski begitu, masyarakat pemakan paus ini dihadapkan dengan meningkatnya kadar merkuri di tubuh paus yang beresiko meracuni mereka saat bersantap.
Identifikasinya dimulai dari bedah pada seekor burung laut dan ditemukan kandungan plastik di saluran pencernaannya. Kondisi serupa juga dialami oleh paus-paus malang itu. Kondisi ini berkaitan dengan isu pencemaran lingkungan yang kian meluas di seluruh dunia.
Perburuan selanjutnya akan dilakukan pada Agustus mendatang walau tekanan global kian menguat terhadap perburuan itu. Mereka tetap akan menjalankan tradisi mengerikan itu kendati khawatir akan kandungan merkuri dalam tubuh paus yang akan mereka santap.