Kita lanjutkan kisah Kisah Mistis Nyata Terbaru: Kena Guna-Guna Part 2 ya gengs~
Setelah menutup telepon, gue kembali melanjutkan tidur. Gue sama sekali gak bermimpi malam itu, segala hal yang gue lihat cuma kegelapan, tidak ada suara apa pun dalam mimpi.
Esoknya gue bangun pagi berkat notif chat di HP. Gue baca siapa pengirimnya.
10 unread dari S. Gue baca pesannya satu per satu, dia ngirim dari 2 jam lalu.
"Sayang, aku kangen kamu"
"Maaf ganggu kamu tapi aku pengen bicara"
"Kalo kamu dah bangun tolong telepon aku"
"Aku akan selalu menunggumu"
"Sayang kamu dah bangun belom?"
"Kok gak diread? kamu lagi ngambek ya?"
"Ping"
Yaaahh gak mungkin gue read karena gue lagi tidur. Lalu ini isi pesan selanjutnya.
"Sayang aku tau kamu lagi tidur tapi seenggaknya bangun dong" hah? batin gue.
"Aku mimpi kamu mau diambil dariku"
"Sayang aku takut kamu ninggalin aku"
"Please kalo dah bangun telpon aku"
Sebelum gue mengetik balasan, muncul pesan baru masuk lagi dari S.
"sayang kamu dah bangun kan. Boleh gak kutelepon?"
Dengan berat hati, gue bales "Boleh. Maaf gue tadi gak denger notif."
S langsung nelpon. Gue dan dia ngobrol sebentar buat saling menanyakan keadaan, lalu sebelum menutup pembicaraan, S ngomong.
"Kamu janji padaku ya apa pun yang terjadi jangan pilih pria lain karena aku cinta kamu"
"Kita lihat bagaimana masa depan bicara" jawab gue.
Untuk sebuah alasan, itu adalah pertama kali gue gak langsung ngomong iya. Pagi itu gue merasa capek bohong sama S kalo gue cinta dia, gue gak mau dia terjebak sama perempuan yang kurang pandai bersikap seperti 'pacar idaman'.
"Iya sayang aku yakin masa depan kita cerah" jawab S s Setelah kami saling menutup telepon, gue merasa badan gue lelah. Tapi hari ini ada mata kuliah umum Pancasila.
Univ AJS punya kebijakan berupa kami punya jatah bolos 3x tanpa alasan, tetapi khusus semua matkul umum kami harus punya alasan jelas jika ingin membolos.
s Gue mandi, sarapan, lalu berangkat kuliah seperti biasa walau badan gue setiap langkah semakin berat.
Sampai di kampus, gue melewati masjid kecil di mana para mahasiswa sedang melakukan shalat bersama, di sebelah masjid ada gereja kecil tempat beberapa mahasiswa nasrani ibadah.
Khusus mahasiswa dengan kepercayaan hindu, buddha, dan konghucu, tempat ibadah mereka ada di sebelah gereja kecil. Karena jumlah penganut 3 agama ini sangat sedikit, mereka kalo beribada bersama. Kebetulan saat gue lewat, 3 tempat ibadah ini lagi banyak mahasiswa.
Entah kenapa berat di badan gue menghilang, perasaan gue yang dari tadi sensitif karena capek berangkat ke kampus juga hilang. Gue langsung berucap syukur lalu ngacir ke kantin buat beli kopi hitam kesukaan gue sebelum masuk kelas.
((bentar yaa gue laper mau nyari makanan dulu hahaha))
((hujan2 emang enak minum kopi. Waktunya melanjutkan cerita))
Gue masuk ke kelas 30 menit sebelum dosen masuk, di sini gue lihat W dan N (mereka cowok) dua anak yang berani ngehumor meskipun dosennya killer.
Dua anak ini bukannya ngerjain PR buat dosen kelas ini, malah main moba. s Sesuai dugaan gue, saat kelas dimulai, W dan N nggak ngumpulin PR, lalu dihukum buat nulis pancasila 100 kali di kertas HVS.
Sayangnya biarpun lagi dihukum, dua anak ini tetep berani ngehumor. Dosen matkul pancasila adalah lulusan psikologi di Jerman, dia spesialis membantu pasien dengan sakit mental berat dengan metode psikoanalisis yaitu menganalisis alam bawah sadar manusia untuk menemukan inti dari penyebab seseorang menjadi kelainan mental.
Meskipun punya gelar Doktor psikologi, dia lebih memilih buat ngajar Pancasila karena cinta sama Indonesia (yuhuu). Dia dikenal dengan nama Pak Ahmad. Kasus yang membuat Pak Ahmad terkenal adalah dia pernah membantu mahasiswa yang kesurupan nenek moyang sembuh tanpa ruqyah.
kita kembali ke masa kini. Pak Ahmad yang lagi mengajarkan arti lambang garuda tiba2 ditanya kayak gini sama N "Pak, semalam saya mimpi melihat babi besar masuk keluar rumah orang kaya. Apakah itu artinya saya akan menjadi babi ngepet?"
Satu kelas tertawa termasuk Pak Ahmad.
'Menurut saya bukan" jawab Ahmad "Jika jawaban saya tidak sesuai dengan ekspektasi kamu, jangan kecewa. Menurut saya, babi adalah lambang dari ketakutan kamu pada sebuah kejadian di masa lampau.
Babi besar masuk keluar rumah, bisa jadi itu artinya...." "Bisa jadi itu artinya kamu punya ketakutan terhadap keluarga besarmu. Jika rumah yang kamu lihat punya warna yang tidak sinkron atau cuma hitam putih, saya curiga kamu mengalami kekerasan verbal saat masih kecil, atau melihat orang tuamu dipermalukan di depanmu."
Mendengar jawaban Pak Ahmad, beberapa anak pada bersorak kaget. N yang kebetulan duduk dekat gue bengong kaget, gue bertanya "kenapa N?"
"Apa yang Pak Ahmad katakan, itu bener. Dulu gue sering dihina anak pengemis sama paman. Saat ortu tau mereka dan paman berantem."
"Ketika berantem paman menghina bapak gue sebagai kuli miskin, dan ibu gue dihina kupu2 malam. Sampai sekarang gue masih sakit hati.
Paman gue bukan orang kaya, dia cuma pemilik warteg, tetapi mulutnya jahat dan suka memalak keponakannya. Dulu gue sangat takut ketemu dia."
Pak Ahmad kembali berbicara "Meskipun rasa takut di masa kecil itu selalu ada. Kita manusia harus berdamai dengan ketakutan tersebut, agar kita siap melawan ketakutan lain di masa depan."
Mendengar nasehat Pak Ahmad, gue lihat muka N kembali tenang dan ceria ala iseng. Setelah kelas Pancasila selesai.
Gue sengaja keluar paling akhir supaya bisa mengobrol dengan Pak Ahmad. Sesuatu di kepala gue mengatakan Pak Ahmad mungkin mengetahui jawaban dari mimpi semalam.
"Ada yang mau kamu tanyakan?" tanya Pak Ahmad
"Iya pak" jawab gue "kalau kamu mau nanya soal mimpi babi ngepet, saya udah jawab ya di kelas" candanya.
Gue menceritakan mimpi semalam, nasehat A dan Q soal mimpi, serta rasa bersalah gue sama S. Pak Ahmad mendengarkan tanpa melepas mata dari gue.
"Alyssa" kata Pak ahmad "saya perlu klarifikasi beberapa hal. Jadi kamu bilang ada sosok yang tinggal di kamarmu"
"iya pak"
"Semalam kamu bertemu tamu tanpa wajah, kamu tau dia punya wajah tetapi gak bisa melihatnya"
"iya"
"keluargamu menyuruhmu melawan si perempuan"
"iya" Pak Ahmad terdiam sebentar lalu mulai memberikan jawaban.
"Nak, perempuan yang ada di kamarmu, saya rasa itu bukan penunggu, melainkan sosok emosional 'melindungi diri' yang ada pada dirimu. Orang Jawa sering menyamakan sosok ini dengan 'khodam', tetapi sebenarnya bukan."
"Sosok perempuan ini, jika saya boleh lancang, adalah kekuatanmu sendiri. Manusia punya kekuatan pada alam bawah sadar mereka, biasanya kekuatan ini muncul sebagai sosok yang familiar pada dirimu."