"Lo abis dari mana, sih?" tanyanya lagi. Aku pun menceritakan kegiatanku.
"Disuguhi sesuatu?" sahutnya.
"Iyalah, teh manis. Kenapa?" jawabku.
Tak kuduga, dia tiba-tiba menunduk dan merem. Ketika membuka mata, dia berkata bahwa ada yang berusaha menyakitiku. Temanku ini baru mengaku kalau dia bisa melihat hal-hal gaib dan metafisika.
"Aura lo gelap banget, ada yang nutupin. Kemungkinan teh itu penyebabnya. Gue ada temen yang bisa ngusir begituan kalau lo mau," ujarnya.
Tanpa pikir panjang, aku menolaknya. Aku masih berpikir mungkin sayur warteglah penyebabnya. Rasanya, aku tidak punya masalah dengan Pak Wongso. Tidak mungkin dia berbuat seperti itu. Namun, penuturannya soal aura gelap itu aku percaya.
Maka malamnya, aku berdoa cukup lama untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Di tengah doa itu, kurasakan tengkukku merinding beberapa kali. Lalu, semua terasa ringan dan aku pun tertidur.