Masih ingat kecelakaan kereta api di tahun 1987 yang disebut Tragedi Bintaro? Kecelakaan itu menjadi kecelakaan kereta paling tragis yang pernah ada di Indonesia karena menyebabkan 156 orang meninggal dunia dan 300 orang alami luka-luka. Kabar masinis Tragedi Bintaro pun jadi misteri.
Peristiwa itu memang sudah terjadi hampir 37 tahun yang lalu. Mungkin banyak orang yang sudah melupakan Tragedi Bintaro yang terjadi pada pagi hari antara dua kereta api yang berjalan kencang dari arah yang berlawanan. Slamet Suradio adalah masinis kereta api dari Rangkasbitung menuju Jakarta.
Usai kecelakaan Slamet pun ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap melakukan kelalaian saat bertugas sebagai masinis ditambah menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka. Slamet sempat dituntut selama 14 tahun penjara. Namun akhirnya majelis hakim memvonis Slamet dengan hukuman penjara selama 5 tahun.
Lalu seperti apa kabar Slamet masinis Tragedi Bintaro? Saat ini pria berusia 84 tahun ini tinggal di Purworejo, Jawa Tengah. Ia tinggal di rumah sederhana bersama istri dan anaknya. Sehari-hari Slamet hanya berdiam diri di rumah karena sudah tua dan tak bisa lagi mencari pekerjaan, ditambah kondisi fisiknya yang sudah renta.
Meskipun Slamet sempat bekerja dengan berjualan rokok di dekat Stasiun Kereta Api Kutuarjo yang jaraknya 15 kilometer dari rumahnya. Kini Slamet tidak bisa berjualan lagi dan tak bisa lagi mencari uang. Apalagi Slamet memang tidak mendapat uang pensiunan karena terbukti bersalah sehingga dipecat sebagai pegawai di Kementerian Perhubungan pada 1996.
“Saya sudah ikhlas meskipun kadang mau menangis. Saya kerja sudah baik malah dihukum,” kata Slamet dilansir dari YouTube Narasi Newsroom. Sementara itu Slamet hanya ingin pemerintah bisa membantu untuk memulihkan namanya sehingga bisa mendapatkan uang pensiun untuk biaya hidup Slamet sehari-hari.