2. Pilih Tempat Duduk Tengah di Belakang
Secara resmi, Federal Aviation Administration mengatakan bahwa tak ada kursi di pesawat yang lebih aman daripada kursi yang lain.
Tapi statistik tak setuju. Pada 2015, Time mempelajari kecelakaan pesawat dari 35 tahun sebelumnya.
Ditemukan bahwa kursi di sepertiga belakang pesawat memiliki tingkat kematian 32 persen, dibandingkan dengan 39 persen di tengah dan 38 persen di depan.
Jika dipersempit, kursi tengah di belakang memiliki peluang terbaik untuk bertahan hidup, dan aisle seat di tengah pesawat adalah yang terburuk.
3. Aturan Lima Baris
Analisa dari profesor University of Greenwich Ed Galea menemukan bahwa duduk dalam lima baris pintu keluar darurat akan secara drastis meningkatkan peluang bertahan hidup.
Galea menganalisa grafik tempat duduk lebih dari 100 kecelakaan pesawat, serta mewawancarai 1,9 ribu penumpang dan 155 awak pesawat.
Ia menemukan bahwa sebagian besar korban hanya perlu bergerak lima baris atau kurang sebelum melarikan diri dari pesawat. Lebih dari itu, peluang kamu untuk bertahan hidup menurun.
4. Taruh Tas Kecil di Bawah Kursi
Memberi sedikit ruang untuk kaki adalah harga kecil yang harus dibayar untuk perlindungan ekstra.
Cedera kaki, termasuk patah kaki, sangat umum terjadi pada kecelakaan pesawat. Melindungi mereka sangat penting untuk evakuasi cepat.
Menempatkan barang bawaan di bawah kursi di depanmu akan menutup celah cedera, sehingga kaki tak tergelincir ke bawah dan terperangkap. Hal itu juga dapat membalut tulang keringmu jika terjadi benturan.
5. Perhatikan Presentasi Keselamatan
Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat mensurvei hampir 500 penumpang yang terlibat dalam evakuasi pesawat antara 1997 dan 1999.
Setengah dari mereka mengatakan hanya memerhatikan 50 persen dari presentasi keselamatan. 13 persen mengatakan mereka tidak menonton sama sekali.
Dari penumpang pada penerbangan US Airways 2009 yang mendarat di Hudson, hanya sekitar 30 persen dari mereka yang menyaksikan pengarahan tersebut.
Setelah benturan, hanya 10 dari 150 orang di dalamnya yang mengambil rompi pelampung dan dievakuasi bersama.
Alasan yang paling banyak dikutip adalah mengabaikan pengarahan. Orang yang sering terbang mengira mereka sudah terbiasa dengan peralatan di dalam pesawat.
6. Bersiap untuk Benturan
FAA telah menguji posisi "siap benturan" pada boneka uji tabrak sejak 1967. Posturnya telah berubah dan diperbarui selama bertahun-tahun, tapi gagasan umumnya tetap sama.
Condongkan tubuh ke depan dan dekatkan kepala ke kursi di depanmu. Fungsinya adalah menjaga agar terjadi pukulan seminimal mungkin dan mengurangi kemungkinan dampak sekunder.
Dampak sekunder adalah cedera kepala, seperti yang mungkin terjadi jika kepala membentur kursi di depanmu beberapa kali saat terjadi kecelakaan.
FAA merekomendasikan untuk menahan kepala pada benda yang mungkin terkena dan melenturkan atau menekuk anggota tubuh ke dalam untuk menahannya.
7. Tetap Terikat pada Sesuatu
Pada kecelakaan yang jarang terjadi, yakni saat pesawat sedang melaju, kamu bisa jatuh bebas. Bertahan dalam penurunan drastis memang sulit, tapi bukan tak mungkin.
Jika tetap terikat pada sesuatu, peluang kamu jatuh sedikit lebih baik.
"Wreckage rider" adalah istilah yang diciptakan sejarawan amatir Jim Hamilton. Hamilton mengembangkan Free Fall Research Page, online database dari hampir setiap contoh manusia yang jatuh dari ketinggian. Rekor jatuh terlama yang selamat tanpa parasut dipegang seorang pengendara bangkai kapal.
Pada 1972, seorang pramugari Serbia bernama Vesna Vulovic jatuh 33 ribu kaki setelah pesawat meledak di atas Cekoslovakia.
Terjepit di antara kereta katering, tempat duduknya, bagian dari pesawat, dan tubuh sesama anggota kru, ia menabrak lereng bersalju dengan luka parah, tapi masih hidup.