Budaya membersihkan gigi di Tiongkok dimulai sejak Dinasti Tang, sekitar tahun 619 hingga 907 Masehi. Saat itu kegiatan membersihkan mulut ini menjadi penting karena sikat gigi telah ditemukan. Sikat yang mereka gunakan terbuat dari sebatang kayu dan bulu sikat yang dibuat dari bulu babi musim dingin.
Langkah itu mengawali kebiasaan menyikat gigi bangsa Tiongkok sebelum bulu babi diganti dengan bulu ekor kuda oleh para biksu di Tiongkok. Perubahan material bulu sikat ini tertulis dalam sebuah dokumen yakni sejak tahun 1223.
Lain halnya di Eropa, dalam menjaga kebersihan mulut, orang-orang Eropa sedikit terlambat. Sikat gigi berbulu baru ditemukan pada abad ke-18 di Inggris. Penemunya adalah William Addis saat ia dipenjara. Mulutnya yang bau menginspirasinya untuk menciptakan alat ini.
Selepas masa tahanannya, Addis menciptakan sikat gigi yang dibuat dari bulu dan tulang kuda. Gayung bersambut, Addis mengembangkan penemuannya itu dan membangun perusahaan sekaligus memproduksi sikat gigi modern secara masal untuk pertama kalinya.
Pada 1937, sikat gigi dengan bulu hewan ditinggalkan. Bulu sikatnya diganti menggunakan bahan nilon. Bahan tersebut dianggap lebih higienis dan semenjak itu, nilon ditetapkan sebagai bulu sikat gigi.
Hingga kini, sikat gigi telah mengalami berbagai penyesuaian dan kita dapat menemukannya dalam berbagai variasi, mulai dari yang ekstra lentur, lembut, keras, berteknologi tinggi, hingga mungkin ada juga sikat gigi yang mampu menyala dalam gelap.