Mendengar nama Mukidi, otak stereotyping kita pasti segera membayangkan seorang muka Jawa, polos, dan kadang melakukan tindakan yang konyol. Karena itu nama Mukidi akhirnya menjadi subyek utama dari lelucon yang lugu lagi kocak.
Jadi kalau suatu saat ada kawan kamu yang tanya siapa atau apa itu Mukidi, kamu bisa mengilustrasikannya dengan kisah lucu di bawah ini.
Siapa Mukidi
Di sebuah dunia yang paralel dengan dunia kita ini, ada tokoh yang bernama Mukidi. Ia asalnya dari Temanggung, Jawa Tengah. Mukidi merasa kalau ia melanjutkan hidup di kampungnya, kehidupan akan terasa begitu-begitu saja. Untuk itu Mukidi memutuskan merantau di Jakarta.
Ia berangkat dengan bus malam yang melaju dengan kencang seperti bus malam pada umumnya. Bus akhirnya masuk jalan tol dan rata-rata penumpangnya tertidur pulas. Tetapi saat masih ngebut, sang sopir mengerem secara mendadak. Bruk! Hampir semua penumpang terdorong ke depan dan menabrak kursi di depan mereka.
Hampir sebagian besar kepala penumpang bis memar. Namun hanya disamping Mukidi yang hidungnya berdarah. Karena penasaran Mukidi lantas bertanya "Lho ibu kok malah mimisan sendiri, padahal yang lain memar di kepalanya?" Lantas ibu itu menjawab dengan malu-malu "Pas supir ngerem tadi saya lagi ngupil mas".
Pencipta Mukidi
Cerita Mukidi di atas sebenarnya merupakan karangan seorang pernulis bernama Soetyanto Moechlas. Pria berusia 62 tahun ini bahkan sudah menerbitkan buku yang berisi kumpulan kisah lucu si Mukidi ini. Ia mengaku bahwa inspirasi Mukidi ini berasal dari lawakan Warkop DKI.
"Jadi tokoh Mukidi itu sudah ada sekitar tahun 2.000-an. Itu awalnya saya terinspirasi dengan tokoh Mukidi dari acara di Radio Prambors Warkop DKI pada tahun 1976. Dahulu pemerannya Nanu Mulyono. Apa-apa Mukidi. Mukidi nama Jawa banget. Nama Mukidi itu simple, cepat dihafal dan melekat," kata pria yang kerap disapa dengan Yoyo ini seperti yang dilansir oleh Sindonews.
Menurut penulis, Mukidi ini orangnya polos dan sok tahu. Dalam dunia Mukidi ada beberapa karakter lain yang kerap muncul dalam cerita. Salah satunya adalah sahabat karib bernama Wakijan. Mukidi juga memiliki istri bernama Markonah. Mereka telah dikaruniai dua orang anak bernama Mukiran dan Mikirin.
Sudah ada beberapa buku yang diterbitkan oleh Soetyanto dari cerita-cerita kocak Mukidi ini. Yang pertama adalah trilogi berjudul Laskar Pelawak 1 -3 Balada Mukidi dan Wakijan. Selanjutnya ada buku yang berjudul Mukidi: Ruang Tertawa Bebas Pajak. Uniknya untuk trilogi Mukidi tadi Soetyanto mengaku bahwa ia sendiri yang mengedit dan mencetak bukunya. Baru yang Ruang Tertawa mendapat tawaran dari penerbit.
Terus berkarya Pak Yoyo. Terus langgengkan homur Indonesia. Agar orang-orang di sini tidak tegang hidupnya.