Wanita Jepang banyak yang putuskan untuk hidup sendiri atau tidak menikah. Keputusan itu tentu bukan tanpa alasan. Mulai dari keinginan para wanita untuk hidup mandiri dan merasa jika memiliki suami akan membuat masalah baru dalam hidup mereka yang sudah berada dalam zona aman dan nyaman, karir pekerjaan sukses dan punya banyak uang.
Belum lama ini survei terbaru di Jepang yang dikeluarkan oleh Kantor Biro Kesetaraan Gender di Jepang, bertanya kepada 20 ribu responden dari usia 20 hingga 60 tahun. Survei dilakukan selama beberapa bulan. Hasil survei membuktikan bahwa 25,4 persen wanita tidak ingin menikah. Banyak responden wanita tidak ingin menikah karena beberapa alasan.
Mulai dari tidak siap untuk berbagi tugas dengan suami mengurus rumah tangga, termasuk tidak mau mengurus anak yang menurutnya adalah sebuah beban. Tak hanya itu, wanita Jepang ternyata banyak yang tidak mau melayani suami mereka seumur hidup setelah sah jadi pasangan suami istri.
Ada juga beberapa alasan tambahan lain yang mungkin dianggap tidak penting atau bukan hal yang berat. Semisal wanita Jepang saat menikah harus mengganti nama belakangnya. Karena sudah menikah dan jadi istri seseorang, maka si wanita itu harus mengubah namanya menjadi nama keluarga suaminya.
Sikap wanita Jepang ingin menginginkan kebebasan selama mungkin. Pernikahan atau rumah tangga berarti membutuhkan uang yang besar. Tidak semua wanita Jepang sudah memiliki kemapanan dan pekerjaan yang tetap untuk membantu suami agar bisa menafkahi keluarganya.
Sejumlah responden juga ada yang memberikan alasan kenapa mereka tidak ingin menikah karena belum mendapatkan pasangan yang cocok. Alasan ini mungkin menjadi faktor terbesar kenapa banyak wanita Jepang meski sudah berusia di atas 30 tahun, masih nyaman dengan kesendiriannya.