Menilik Sejarah Hari Perempuan Internasional, yang Diperingati Hari Ini dengan Tema #ChooseToChallenge

Hari Perempuan Internasional telah dirayakan selama lebih dari satu abad sekarang tiap 8 Maret. Tetapi sementara banyak orang menganggapnya sebagai tujuan feminis, akarnya sebenarnya terletak pada gerakan buruh. Gerakan ini pertama kali diorganisasi pada tahun 1911 awal di abad ke-20 dari Marxis Jerman Clara Zetkin.

Zetkin lahir pada tahun 1857 di Wiederau Jerman. Dia dilatih sebagai guru, dan dikaitkan dengan Partai Sosial Demokrat (SPD) - salah satu dari dua partai politik besar di negara saat ini. Dia adalah bagian dari gerakan buruh dan gerakan wanita.

# Kongres Wanita Sosialis Internasional

Para pemimpin wanita di dunia (forbes.com)

Pada tahun 1880-an, ketika undang-undang anti-sosialis diberlakukan oleh pemimpin Jerman Otto von Bismarck, Zetkin pergi ke pengasingan di Swiss dan Prancis. Selama waktu ini, dia menulis dan mendistribusikan literatur terlarang, dan bertemu sosialis terkemuka pada saat itu. Zetkin juga memainkan peran penting dalam pembentukan Sosialis Internasional.

Sekembalinya ke Jerman, ia menjadi editor Die Gleichheit ('Kesetaraan') - surat kabar SPD untuk wanita - dari tahun 1892 hingga 1917. Di SPD, Zetkin terkait erat dengan pemikir sayap kiri dan revolusioner Rosa Luxemburg. Pada tahun 1910 - tiga tahun setelah dia menjadi salah satu pendiri Kongres Wanita Sosialis Internasional - Zetkin mengusulkan pada sebuah konferensi bahwa Hari Wanita dirayakan di setiap negara pada tanggal 28 Februari.

Konferensi tersebut dihadiri 100 perempuan dari 17 negara, dengan serikat pekerja, partai sosialis, klub perempuan pekerja, dan legislator perempuan. Mereka kemudian dengan suara bulat menyetujui saran tersebut. Hari Wanita kemudian diperingati untuk pertama kalinya pada tahun 1911.

Dua tahun kemudian, tahun 1913, tanggalnya diubah menjadi 8 Maret, dan terus dirayakan seperti itu setiap tahun.