"[Punya] seorang perempuan cantik yang dapat memenuhi kebutuhan mereka itu semacam fantasi juga kan? Dan mereka punya banyak uang untuk melakukannya."
Lola mengaku jika kegiatan yang dilakukan "cuma makan malam berdua" dengan penghasilan yang pernah ia dapatkan mencapai SGD$4,000, atau Rp43 juta, dalam satu bulan.
Uang tersebut ia gunakan untuk berbelanja, makan di restoran mewah, dan mempercantik diri, apalagi karena para 'sugar daddy' atau 'sugar mommy' menurutnya berasal dari kelas ekonomi yang lebih tinggi darinya.
Jadi kami harus berpenampilan baik, terlihat berkelas, dan cantik," katanya.
# Dapat Bayaran Fantastis untuk Sebuah Video
Tak hanya menemani makan atau kencan tanpa seks. Ada pula tipe sugar baby lainnya yang juga dikenal Lola. Sugar baby tersebut biasanya menjual foto atau video call seks.
"Ada yang menjual foto diri mereka, atau virtual dates. Saya pernah ditawarkan sex video call dan dibayar $600 per video, tapi saya tidak mau," kata Lola.
Lola mengaku tak ingin melakukannya karena kebutuhannya telah terpenuhi sebab ia masih tinggal dengan orangtuanya di Jakarta. Selain itu, ia masih harus melakukan sekolah online, sehingga waktu yang ia milik sangat terbatas.
"Kami harus mendedikasikan beberapa hari dalam seminggu untuk bekerja, untuk menghabiskan waktu dengan sugar daddy," kata dia.
"Beberapa teman saya, yang sepengetahuan saya adalah sugar baby, berhenti karena sibuk kuliah … kebanyakan kalau sudah masuk tahun kedua dan mulai susah pelajarannya."
Lebih lanjut Lola menjelaskan bahwa alasan ia bekerja sebagai sugar baby adalah untuk mendapat tambahan uang saku. Ia juga menetapkan batasan tegas soal aktivitas yang boleh dilakukan oleh sugar daddy.
"Dari pertama, sebelum memulai hubungan, saya menetapkan batasan, dan secara terang-terangan mengatakan bahwa saya tidak mau terlibat dalam hubungan romantis ataupun seksual," katanya.
"Jadi bahkan sebelum memulai hubungan, mereka sudah tahu batasan saya dan bahwa [hubungan ini] murni untuk alasan finansial."