Itulah kenapa keperawanan bukan hanya diukur dari segi medis. Keperawanan mempertimbangkan latar belakang kultural dan kepercayaan atau agama. Makanya, untuk menerangkan hal yang rumit, perlu dikenali mitos dan fakta dibaliknya agar bisa meminimalisir ketersesatan informasi. Simak yuk..
1. Definisi keperawanan
Orang sering membicarakan tema ini dan dengan sederhana menjelaskan definisinya. Lalu dengan mudah bertanya "kamu perawan atau tidak". Pada kenyataannya 'keperawanan' adalah sebuah 'konsep' yang mempunyai makna berbeda-beda bagi setiap orang. Contohnya, beberapa orang berpendapat keperawanan hilang setelah penetrasi penis ke vagina. Ada juga yang memaknai keperawanan akan hilang ketika melakukan oral sex, manual sex, dan lain sebagainya. Lain lagi dengan pengertian bahwa keperawanan akan hilang setelah mendapatkan orgasme pertama. Bagi setiap orang dengan latar belakang kultural punya anggapan yang berbeda-beda mengenai keperawanan.
Secara medis, ketika dokter bertanya "apakah kamu aktif secara seksual", jika memang telah melakukan aktivitas seksual, jawablah "iya". Mengapa? Karena konsep keperawanan berbeda-beda dan dokter mempunyai tugas untuk memperhatikan kesehatanmu.
2. Bagaimana dengan penggunaan tampon atau menstrual cups?
Apakah kamu berpikir mengenakan tampon atau menstrual cups bisa merenggut keperawanan? Jika ya, maka jangan mengenakannya saat menstruasi. Sebaliknya, jika kamu tidak menganggap keperawanan akan hilang karena tampon dan mestrual cups, artinya kamu nggak kehilangan keperawanan.
3. Pandangan dokter tentang keperawanan
Secara medis, keperawanan ditandai dengan selapun hymen. Hymen berada vagina, bentuknya setengah lingkaran menutupi vagina. Selapus yang setipis tisu tersebut menjadi penanda keperawanan menurut medis. Tetapi, hymen bisa robek karena berbagai hal. Misalnya karena mengenakan tampon atau menstrual cups, kecelakaan dan penetrasi penis di vagina. Jadi, kalo dokter menganggap seseorang nggak perawan, yang jadi ukuran adalah selaput hymen.