Tahu nggak? Meskipun sama-sama tentang cinta, mencintai dan dicintai itu berbeda. Bedanya bisa dilihat dari perlakuan dan cara memperlakukan. Cinta memang sering bikin bahagia. Cinta juga yang sering kali memberi harapan. Juga, cinta yang bikin patah dan perih.
Coba deh, selama ini kamu lebih banyak mencintai atau dicintai? Kedua-duanya bersifat setara ya. Ini tergantung seberapa besar kamu merasa bahagia. Serta seberapa sehat kamu menjalin hubungan asmara.
Banyak memberi aksi dan mencintai
Kamu dan pasangan adalah dua subyek yang berbeda. Punya perbedaan cara pandang, cara pikir, dan cara memperlakukan satu sama lain. Ketika hubungan asmara berjalan selama ini. Kamu akan merasakannya sendiri.
Kamu lebih sering memberi menanyakan hal-hal sehari-hari kepada pacar. Atau kamu lebih sering memberi perhatian ke dia. Bahkan, selama ini kamu yang punya banyak kontribusi untuk menyehatkan hubungan asmara. Artinya, kamu lebih sering mencintai.
Bisa juga dibilang kamu lebih sering memberi aksi. Selama ini menyenangkan buatmu. Nggak akan jadi masalah. Ada kok pasangan yang cuek. Meskipun tetap cinta.
Sebaliknya, ada juga pasangan yang sama sekali nggak peduli dengan usahamu. Ya, karena banyak faktor. Salah satunya, ini agak menyakitkan. Dia memang benar benar nggak merasa cinta.
Tetapi ada juga pasangan yang punya karakter cuek karena telah merasakan trauma. Masa lalunya mungkin begitu pahit. Dia sering kali merasakan kehilangan. Jadi, pasanganmu kurang melakukan aksi mencintai kepadamu. Jadi, kamu yang lebih banyak beraksi.
Kalo pasanganmu begini. Kamu punya kesabaran dan ketulusan tingkat tinggi. Dia bukan tidak mencintai. Tetapi, dia butuh proses yang panjang untuk menghapus trauma. Dan sedikit demi sedikit mengubah perlakuannya padamu.
Banyak memberi reaksi dan ingin merasa dicintai
Ketika ditanya "Kamu lebih banyak mencintai atau dicintai?" mungkin nggak segera menemukan jawabannya. Tetapi, kamu bisa melihat kembali ke diri sendiri gimana selama ini kisah hubungan asmaramu.
Sewaktu PDKT, lebih suka diam dan menunggu. Bahkan nggak tebar pesona sama sekali. Nggak mencuri perhatian. Nggak memulai percakapan. Tapi, beruntungnya dapet gebetan yang tepat. Dia yang lebih banyak memberi aksi. Kamu lebih suka memberi reaksi. Dan ingin merasa dicintai.
It's okay. Ini juga bukan masalah. Selama hubungan antara kamu dan pasangan seimbang. Kamu dan dia nggak merasa keberatan dengan aksi dan reaksi. Siapa yang memberi aksi. Dan siapa yang harus menerima reaksi.
Pahitnya sih, kalo kesabaran sudah diujung tanduk. Bakal ngerasain konflik yang sedikit demi sedikit memuncak.
Dicintai memang lebih hemat energi. Sedangkan mencintai akan butuh pengorbanan. Bukan berarti dicintai lebih baik. Tetapi, setiap aksi dan reaksi punya musababnya. Ada akarnya.
Untuk menjalin hubungan asmara yang sehat. Kamu nggak harus memilih salah satunya. Tetapi, kamu harus bersepakat dengan pasangan. Bahwa, saling mencintai dan merasa dicintai itu adalah kunci.