Berkat Kecurigaan Ibu, Wanita Jambi Ini Akhirnya Sadar Ditipu Mentah-mentah Suami Sendiri Yang Ternyata Aslinya Perempuan

Berkat Kecurigaan Ibu, Wanita Jambi Ini Akhirnya Sadar Ditipu Mentah-mentah Suami Sendiri Yang Ternyata Aslinya Perempuan

Di media sosial mendadak viral kisah seorang istri yang ditipu  mentah-mentah oleh suaminya sendiri. Setelah 10 bulan menikah, sang istri baru mengetahui kalau suaminya adalah seorang perempuan. Pelaku sendiri bernama Erayani, warga Lahat, Sumatera Selatan dan mengaku berprofesi sebagai dokter.

Kasus penipuan  ini bermula saat Sintia (nama samaran) berkenalan dengan pelaku lewat aplikasi Tantan. Pada Mei 2021, Sintia melihat foto profil pelaku dengan pakaian selayaknya dokter. Pada bulan Juni, pelaku datang ke Jambi untuk menemuinya. Tidak ada kecurigaan yang dirasakan Sintia saat bertemu.

Wanita yang mengaku bernama Ahnaf Arrafif itu datang dengan penampilan seperti pria. Singkat cerita, kurang dari satu bulan, pelaku meminta izin pada orangtua Sintia untuk melakukan pernikahan. Awalnya pernikahan mereka dilakukan pada 9 Juli 2021.

Tapi Erayani mengaku ibunya baru meninggal dunia karena Covid-19 sehingga tantenya meminta pernikahan ditunda. Saat kembali ke Jambil Erayani tidak membawa berkas dan syarat untuk pernikahan. Pelaku berdalih pembaharuan KTP di dinas belum selesai dilakukan.

Foto: Penipuan Nikah Sesama Jenis (Kumparan)

Sampai akhirnya, diputuskan keduanya melangsungkan pernikahan siri lebih dahulu pada 18 Juli 2021. Tapi saat itu, ibu kandung korban berinisial S tidak hadir di pernikahan anaknya karena sedang sakit. Namun, setelah 1 bulan dan kondisinya membaik, S mulai curiga kalau menantunya adalah perempuan.

“Timbul kecurigaan habis menikah itu. Dia katanya dokter, tapi kok tidak bekerja. Banyak alasannya. Hati ini jadi tertekan. Sebulan itu saya telusuri, 2 bulan berlanjut, saya dituduh suudzon. Saya tetap minta identitas lengkapnya,” ujar S yang dikutip dari Kumparan.com.

Meski dituduh berpikiran buruk pada menantunya. Akan tetapi, dia tetap yakin kalau pelaku adalah perempuan. Dia pun terus mendesak agar pelaku menunjukkan kartu identitas miliknya baik secara nyata atapun online.

“Sempat disaksikan masyarakat, babinkamtibmas, babinsa, ketua RT, ketua adat. Dia tidak bisa menunjukkan identitasnya secara nyata atau online. Padahal, selama 5 bulan di sini,” sambung S.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"