Jerawat hormonal sering kali menjadi masalah kulit yang sulit dihindari karena muncul akibat perubahan hormon pada momen tertentu.
Kondisi ini bisa terjadi saat pubertas, menjelang menstruasi, masa kehamilan, atau ketika tubuh mengalami stres tinggi. Tidak jarang, jerawat jenis ini muncul secara tiba-tiba dan bertahan lebih lama dibanding jerawat biasa.
Lama hilangnya jerawat hormonal berbeda pada tiap orang, tergantung kondisi kulit, gaya hidup, dan perawatan yang dilakukan. Ada yang hanya mengalaminya beberapa hari, tetapi ada juga yang berjuang berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Itulah mengapa penting untuk memahami sifat jerawat ini agar ekspektasi dan perawatan bisa lebih tepat.
Secara medis, jerawat hormonal muncul akibat fluktuasi atau ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh. Umumnya, hal ini berkaitan dengan peningkatan hormon androgen, seperti testosteron, yang merangsang produksi sebum (minyak alami kulit) berlebihan.
Saat minyak bercampur dengan sel kulit mati dan bakteri, pori-pori pun tersumbat hingga timbul jerawat.
"Jerawat hormonal, sesuai namanya, adalah jerawat yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh," jelas Dr. Michele Green, dokter kulit kosmetik bersertifikat di New York City, seperti dikutip dari Womenshealthmag.
Ada berbagai faktor yang memicu jerawat hormonal, termasuk pubertas, sindrom ovarium polikistik, menopause, siklus menstruasi, hingga peningkatan kadar androgen.
"Stres dan pola makan juga dapat memengaruhi munculnya jerawat hormonal. Bahkan kehamilan, mulai atau berhenti menggunakan pil KB, dapat menyebabkan jerawat," ujar Green.
Green menambahkan bahwa jerawat hormonal biasanya muncul di sepanjang garis rahang dan dagu pada orang dewasa, serta di zona-T pada masa pubertas. Jerawat ini dapat berupa komedo putih, komedo hitam, papula, maupun pustula.
"Jerawat hormonal umumnya muncul kembali di area yang sama secara berulang. Banyak pasien dewasa yang berjuang melawan jerawat hormonal menunjukkan bahwa jerawat mereka lebih parah selama periode tertentu setiap bulan atau ketika mereka mengalami stres yang jauh lebih berat," jelasnya.
Lantas, berapa lama jerawat hormonal akan hilang?
"Jerawat hormonal dapat sembuh dengan sendirinya setelah kadar hormon dalam tubuh seimbang, meskipun jerawat hormonal umumnya muncul dalam episode siklik karena hormon berfluktuasi seiring waktu," kata Green.
Artinya, meski jerawat bisa saja hilang dalam satu minggu, ada kemungkinan besar akan kembali jika tidak ditangani. Green mengingatkan bahwa jerawat yang tidak diobati berpotensi menimbulkan bekas permanen.
"Bagi pasien yang tidak menjalani evaluasi dan perawatan dengan dokter kulit, jerawat hormonal mereka dapat bertahan selama bertahun-tahun," ujarnya.