5. Siklus tidur berantakan
Stres juga sangat berkaitan dengan siklus tidur. Ketika tidur malam tidak optimal, tentu juga akan berdampak pada performa keesokan harinya. Kualitas tidur yang buruk ini pun akan membuat sistem imun tak bisa bekerja dengan optimal.
6. Pelampiasan yang tidak sehat
Bukan tidak mungkin pula, melampiaskan diri pada hal-hal yang negatif juga merupakan tanda butuh liburan. Contohnya lari ke minuman beralkohol hingga obat-obatan terlarang atau narkotika. Ini biasanya berlangsung bersamaan dengan kecenderungan seseorang menutup diri dari orang terdekatnya.
7. Mudah sakit
Sering sakit, sembuh sebentar, lalu sakit lagi? Mungkin ini juga sinyal tubuh bahwa kamu butuh liburan. Bisa jadi, rutinitas yang dijalani selama ini sangat tidak sehat dan membuat sistem kekebalan tubuh pun menurun.
Jadi, coba cermati pula apakah rutinitas sehari-hari kamu kerap mengganggu kesehatan? Contohnya mengganggu waktu tidur, lembur terus-menerus, melelahkan, dan sebagainya.
8. Gagal memecahkan masalah
Ketika menghadapi masalah, kemampuan problem-solving menjadi sangat penting. Namun ketika butuh liburan, bisa saja kamu justru kesulitan memecahkan masalah yang sepele sekalipun. Tak hanya itu, masalah sederhana saja bisa tiba-tiba menjadi luar biasa genting karena kegagalan menanganinya.
9. Pertanyaan dari orang sekitar
Jika belakangan ini kamu kerap mendapatkan pertanyaan keheranan dari orang sekitar seputar "apakah kamu sedang baik-baik saja?" ini juga tanda-tanda kamu butuh liburan. Pertanyaan ini bisa datang dari rekan kerja, teman, dan juga keluarga.
Lebih jauh lagi, apabila dibiarkan sangat mungkin orang sekitar yang semula masih mau bertanya kini memutuskan menarik diri. Sebab, mungkin saja kamu lebih mudah tersinggung sehingga orang memilih menjaga jarak.
10. Merasa terjebak dalam pekerjaan
Kalau kamu sangat jarang bisa rehat sejenak dari pekerjaan apalagi berlibur, sangat mungkin muncul pikiran bagaimana bisa berada dalam posisi ini. Tidak ada lagi ingatan tentang mengapa kamu menginginkan pekerjaan ini dulunya. Rasa bahagia datang di hari pertama bekerja pun sirna.
Ini adalah tanda-tanda serius terjadinya burnout. Selain berlibur, ingat kembali apa motivasi bekerja yang paling utama. Dengan menggambarkan apa yang jadi motivasi bekerja, ini akan memberi suntikan semangat buat kamu.
Tubuh dan pikiran perlu reset secara berkala untuk mengatur ulang prioritas dalam kehidupan. Selain itu, berlibur juga merupakan penyeimbang stres agar jangan sampai berdampak pada kesehatan fisik maupun mental.
Namun ingat, nikmatilah waktu berlibur sepenuhnya. Jangan membuka notifikasi surat elektronik atau ponsel terkait pekerjaan. Jangan mengingat tumpukan pekerjaan atau merasa meninggalkan tanggung jawab. Ini akan membuat berlibur jadi sia-sia.
Justru, kamu perlu menikmati setiap detik saat berlibur. Lakukan apa yang selama ini mustahil dilakukan karena tumpukan pekerjaan.
Bersantai bukanlah bermalas-malasan. Saatnya mengganti persepsi usang ini dengan menganggap bersantai sebagai salah satu asupan penting bagi kesehatan mental, sama seperti makan bergizi atau berolahraga.