Produk komedogenik mungkin termasuk produk yang diformulasikan dengan silikon (ditemukan dalam produk primer, riasan dan perawatan rambut), lanolin, petrolatum, lilin parafin, minyak kelapa, dan natrium klorida. Tergantung pada formulasinya, produk-produk ini dapat menyumbat pori-pori dan memperburuk jerawat.
Sebaliknya, ikuti rutinitas perawatan kulit lembut yang disesuaikan dengan jenis kulit, dan pilih produk ringan yang dipromosikan sebagai produk non-komedogenik.
4. Jangan Pecahkan Jerawat
Betapapun tergodanya kamu untuk memencet jerawat, cobalah untuk menahan diri. Memencet jerawat dapat menyebabkan peradangan lebih lanjut, jaringan parut, dan penyebaran bakteri penyebab jerawat. Sebaliknya, coba gunakan produk dengan asam salisilat, menggunakan patch jerawat hidrokoloid untuk melindungi area yang terkena, atau mengunjungi ahli kecantikan untuk ekstraksi profesional.
5. Gunakan Bahan Pengelupasan/Scrub Lembut
Carilah bahan yang menawarkan pengelupasan kulit lembut untuk membuka pori-pori yang tersumbat, seperti asam salisilat atau asam glikolat. Jika kamu memiliki zona T yang rentan berjerawat, kamu juga bisa mendapatkan manfaat dari formulasi yang mengandung benzoil peroksida atau niacinamide, yang dapat membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki tampilan pori-pori.
Jika Anda menggunakan retinol, hindari penggunaan bahan aktif lain seperti asam salisilat, asam glikolat, atau benzoil peroksida pada malam yang sama saat mengaplikasikan retinoid, dan selalu perkenalkan produk baru secara bertahap. Dokter kulit dapat membantumu menemukan kombinasi produk yang dapat digunakan bersama-sama, sekaligus membantu meminimalkan kemungkinan kekeringan berlebihan. Selain itu, perlu diingat bahwa beberapa produk dapat meningkatkan kerentanan terhadap sengatan matahari, jadi penting untuk memakai tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi.
Itu tadi 5 cara mengatasi jerawat di area T yang kerap rawan jerawatan. Semoga artikel ini bermanfaat ya!