Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia menjadi sorotan internasional setelah sejumlah negara menemukan adanya kontaminasi radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada beberapa produk ekspor. Kasus ini mencakup berbagai komoditas seperti udang, cengkeh, hingga sepatu kets. Informasi tersebut terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR yang membahas temuan kontaminasi Cs-137 di kawasan Cikande, Serang, Banten, pada Senin (10/11/2025).
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, mengungkapkan bahwa sebelum isu kontaminasi pada produk udang muncul, pemerintah Indonesia telah lebih dulu menerima laporan dari Bea Cukai Belanda. Laporan tersebut menyebutkan adanya beberapa kotak sepatu kets asal Indonesia yang menunjukkan paparan radiasi hingga 100 nanoSievert per jam. Produk itu diketahui berasal dari sebuah pabrik di Banten.
Barang yang terkontaminasi radioaktif (detik)
Hasil investigasi laboratorium National Institute for Public Health and The Environment (RIVM) di Belanda menunjukkan bahwa dalam satu kotak berisi sepasang sepatu, terdapat aktivitas radioaktif sekitar 1,5 kilobecquerel (kBq) Cs-137, dengan aktivitas spesifik mencapai 1,6 becquerel per gram (Bq/gr).
Setia menambahkan, setelah laporan dari Belanda, temuan serupa juga terjadi di Amerika Serikat. US Customs and Border Protection mendeteksi adanya kontaminasi Cs-137 pada udang beku asal Indonesia.
Temuan ini membuat US Food and Drug Administration (FDA) menerbitkan Import Alert 99-51 pada 14 Agustus 2025 terhadap produk udang milik PT Bahari Makmur Sejati yang beroperasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten. Selanjutnya, pada 19 September 2025, FDA kembali merilis import alert serupa untuk produk cengkeh asal Indonesia yang diproduksi oleh Natural Java Spices di Surabaya, Jawa Timur.
Menurut Setia, bahan baku cengkeh tersebut berasal dari Lampung dan Pati, Jawa Tengah, namun hanya produk yang berasal dari Lampung yang terindikasi mengandung Cs-137. “Cengkeh dari Pati aman, tapi produk dari dua daerah itu digabung sebelum diekspor,” jelasnya.
Rangkaian temuan ini membuat FDA menerbitkan Import Alert 99-52 pada 3 Oktober 2025, yang mewajibkan sertifikasi impor untuk seluruh produk udang dan rempah asal Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat mulai 21 Oktober 2025. Selain itu, FDA juga menerapkan sistem Red List dan Yellow List bagi eksportir Indonesia — di mana Red List ditujukan untuk perusahaan yang terbukti terkontaminasi, sementara Yellow List berlaku bagi produk yang berasal dari Pulau Jawa dan Lampung.
Sementara itu, Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menambahkan bahwa selain udang dan cengkeh, produk alas kaki yang dikirim ke AS juga terdeteksi mengandung Cs-137. Ia menjelaskan, terdapat dua kontainer sepatu yang diduga terkontaminasi dan telah dipulangkan ke Indonesia.
Produk alas kaki tersebut, lanjut Bara, berasal dari sebuah perusahaan di Cikande yang berlokasi di luar kawasan industri namun masih dalam radius 5 kilometer dari sumber kontaminasi, yaitu fasilitas milik PT Peter Metal Technology (PMT).
Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Taufik Bawazier, menyatakan bahwa langkah penanganan telah dilakukan di perusahaan sepatu tersebut — yang diketahui memproduksi untuk merek internasional seperti Nike dan Adidas. Ia memastikan bahwa aktivitas produksi kini sudah kembali normal.
“Masalahnya sudah selesai. Nikomas Gemilang sudah mendapat surat clearance dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), jadi tidak ada kendala lagi,” kata Taufik di Kompleks DPR RI, Rabu (12/11/2025).
