Buat kamu yang tinggal di Yogyakarta atau Solo, pasti udah familiar banget sama yang namanya burjo atau warmindo. Warung dengan harga yang murah dan menyajikan aneka menu lauk ditambah mie instan. Ada yang jualan bubur kacang ijo dan ada yang gak ada.
Anak kos suka makan di sini karena murah dan merakyat. Pengen makan mie instan tapi males bikin juga tinggal ke burjo. Ada di mana-mana lagi kedainya. Terus biasanya yang jualan orang Sunda.
Asal usul atau sejarah warung bubur kacang ijo (burjo) adalah dari seseorang bernama Rurah Salim (Lurah Salim). Dia adalah orang kuningan pertama yang jualan bubur kacang ijo. Rurah menjajakan dagangannya di Kuningan tahun 90-an.
Salim berjualan burjo dengan cara dipanggul bersama dengan istrinya yang juga orang Kuningan. Karena ternyata rame dan banak yang suka, setelah merdeka Salim baru buka warung permanen tahun 1950. Nama yang digunakan Warung Burjo.
Warung burjo bisa ada di mana-mana karena Rurah Salim membagikan resepnya secara cuma-cuma. Bisa jadi ini yang melatarbelakangi pemilik warung burjo adalah keluarga dari Kuningan. Biasanya satu warung dikelola keluarga besar. Orang Kuningan ini kemudian merantau ke Yogyakarta dan sekitarnya.