Ini Makna Semar dan Gareng yang Jadi Simbol Gerobak Dawet Ayu Banjarnegara

Ini Makna Semar dan Gareng yang Jadi Simbol Gerobak Dawet Ayu Banjarnegara

Es dawet ayu Banjarnegara dikenal luas sebagai minuman segar yang disukai banyak orang. Yup, minuman segar khas Banjarnegara, Jawa Tengah ini memang nikmat untuk diteguk apalahi pas cuaca lagi panas-panasnya. Gerobak penjualnya pun selalu punya ciri khas gambar wayang tokoh Semar dan Gareng. Pernah nggak sih, terpikir mengapa ada Semar dan Gareng di gerobak penjualnya?

Sebagai informasi, dawet ayu Banjarnegara ini serupa dengan es cendol yang sangat populer di Jawa Barat. Nama es cendol sendiri berasal dari Bahasa Sunda. Jadi, penyebutan cendol ini dari kata Bahasa Sunda "jendol" yang bisa dianggap sebagai bentuk yang nggak beraturan. Menariknya, di Jawa Tengah, sebutan minuman ini berubah jadi dawet meski sebutan untuk cendolnya sendiri sama sekali nggak berubah.

Balik lagi ngomongin soal keberadaan sosok Semar dan Gareng di gerobak dawet ayu Banjarnegara. Kamu tahu kan kalau Semar dan Gareng adalah dua dari empat tokoh Punakawan selain Petruk dan Bagong. Kok cuma dua ini ya yang dipasang? Ternyata ada filosofinya sendiri, Gengs.

Gerobak Es Dawet Ayu Banjarnegara (JYBMedia)

Jadi, kedua tokoh Punakawan ini dianggap sebagai simbol harapan akan musim kemarau. Seperti yang diketahui, musim kemarau itu panas dan kering, jadi banyak orang yang bakal beli es dawet ayu untuk meredakan rasa haus dan panasnya.

Semar dan Gareng ini dikombinasikan namanya jadi mareng yang bisa diartikan jadi semacam harapan kalau cuaca panas sehingga banyak orang mau membeli. Seandainya sedang musim hujan, mareng juga dianggap sebagai harapan agar hujan bisa segera mereda sehingga penjual dawet ayu pun tetap mendapatkan rezeki.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"