Misteri Bayi-Bayi Di Desa yang Meninggal Mendadak, Jadi Tumbal Pesugihan

Misteri Bayi-Bayi Di Desa yang Meninggal Mendadak, Jadi Tumbal Pesugihan

Keluarga kami baru aja kedatangan anggota baru. Bayi laki-laki yang manis. Aku senang sekali, setelah 14 tahun akhirnya bisa punya adik laki-laki. Selama ini aku hanya sendirian sebagai anak tunggal. Ayah sama bunda juga kelihatan seneng banget.

Aku bermain dengannya setiap pulang sekolah. Mengamati wajahnya yang lucu dan tak berdaya. Baru bisa gerak dikit dan nangis kalau ada apa-apa.

Dua minggu setelah kelahiran Dion, adik laki-lakiku, keluarga kami mengadakan syukuran. Bunda udah nyiapin banyak makanan dan segala keperluan buat tamu undangan. Aku juga semangat membantu.

Tapi sehari setelah syukuran, tiba-tiba Dion badannya panas. Dia menangis seharian dan hari kedua bunda beneran terus menjaga adik. Dia terus menggendongnya dan mencoba menenangkan Dion.

Ilustrasi bayi (abc.net.au)

Hari ini aku terus bersama Dion dan ibu. Ada yang aneh sih, perilaku bunda. Kemarin malam juga sama. Setiap malam bunda selalu menutup mata Dion. Seakan gak memperbolehkannya melihat langit-langit.

Aku memperhatikan langit-langit, ya gak ada apa-apa juga. Mungkin memang anak kecil yang sakit gak boleh lihat yang aneh-aneh, begitu pikirku.

"Helen, kamu gak pernah lihat adikmu jatuh dari kasur kan?" tanya bunda membuyarkan lamunanku.

"Tentu aja gak pernah Bun," jawabku.

"Cuma mau memastikan aja, soalnya ada bekas luka di tangan adikmu ini,' kata Bunda.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"