Menara Saidah: Ekspedisi Super Seram~

Menara Saidah: Ekspedisi Super Seram~

Akhir-akhir ini sedang hits nampaknya cerita Menara Saidah, padahal keseramannya emang sudah populer sejak dulu. Berikut pengalaman dari mantan pegawai di sana sumber Twitter @feelsomnia

Pagi ini saya melihat trending di Twitter dan menara Saidah merupakan salah satunya ketimbang isu isu DPR yang mungkin sudah menjenuhkan para masyarakat twitter, thread ini saya buat hanya untuk berbagi pengalaman saya saat berada di menara Saidah.

menara saidah (Grid.ID)

Ini merupakan thread pertama saya, apabila terdapat penggunaan kata dan penjelasan yang kurang deskriptif saya pribadi mohon maaf dan tolong di koreksi oleh para jagoan twitter.

Cerita dimulai saat saya dan teman teman SMA saya saat itu tahun 2014, kekurangan wisata dan jenuh dengan wisata anak SMA yang hanya ke puncak saja tujuannya saat itu, saya dan 4 teman saya (Agus, Candra, Johan, Fendy) memutuskan kami akan mencari hal baru yaitu wisata horror di jakarta.

Mulailah kami mendapatkan referensi wisata horror seperti kuburan jeruk purut, rumah kentang di pondok indah dan Menara Saidah.

Disaat itu juga kami berlima memutuskan akan mendatangi jeruk purut dan kami terbilang sangat pagi untuk memulai wisata ini, sekitar jam 9 malam kami sudah sampai di jeruk purut.

Sesampainya di jeruk purut kami menemui banyak sekali orang orang yg mungkin mempunyai minat yang sama dengan kami yaitu wisata horror. Tempat pemakaman umum tidak terasa mencekam karena banyak sekali orang disana, setelah kami melihat banyak sekali orang disana, kami memutuskan untuk pergi.

Karena banyaknya orang disana, kami sepakat bahwa wisata horror harus tempat yang sepi dan minim aktivitas manusia apabila kami ingin merasakan sensasi mencekam yang disebabkan aktivitas paranormal. Iya saya dan teman saya memang para kumpulan remaja sok tahu.

Kami mempunyai dua referensi tempat berikutnya yaitu menara Saidah dan rumah kentang, tetapi setelah dilihat rumah kentang ini terletak di pinggir jalan dan otomatis banyak kendaraan yang lewat dan masih banyak aktivitas manusia disana.

Ditambah rumah kentang ini rumor nya tidak ada yang dapat memberi kita akses untuk masuk kedalam rumah tersebut, jadilah pilihan terakhir kami yaitu menara Saidah.

Kami menyalakan motor dan bergegas pergi ke menara saidah yang terletak di pusat kota, awalnya kami ragu apakah tempat ini menjanjikan? Kan lokasinya di tengah kota dan banyak aktivitas manusia juga tidak berbeda dengan rumah kentang itu sendiri.

Namun kami tetap melanjutkan ke menara Saidah karena sudah tidak ada tujuan kemanapun dan referensi tempat horror Di Jakarta sangatlah sedikit. Kami tiba di menara Saidah sekitar pukul 10.30 malam hari dan hati kami pun gembira karena ada satpam di depan gerbang menara Saidah.

Keadaan jalan masih lumayan ramai dan kamipun berhenti di bahu jalan untuk bertanya apakah bisa menara Saidah bisa kita akses. Saya dan teman saya menemui dua orang laki laki paruh baya dengan pakaian satpam hitam dan langsung menghampiri kami saat melipir di pinggir jalan.

Ilustrasi (tribratanews | polres sragen)

"Ada keperluan apa ya mas?" Tanya salah satu satpam, "gini pak kami mendengar rumor bahwa menara ini angker ya pak? Boleh kita masuk pak?" Balas teman saya si Candra. "Wah kalo angker sih sudah pasti mas ini kan gedung terbengkalai, kami pun para satpam hanya berjaga diluar".

"kalo mas-mas sekalian pada mau masuk kedalam, saya tidak bisa izinkan mas. Kamipun satpam hanya sesekali saja masuk kedalam dan hanya berjaga diluar (pos satpam) saja" balas satpam. "Yah pak kita jauh-jauh lho dari Bogor (teman saya si Candra ini melas melas untuk mengambil hati).

"wah mas gimana ya?" Jawab satpam, "pak gini deh kami hanya jalan jalan aja kok didalam kalo bapak mau menemani kami ya gapapa" balas teman saya si Candra. "Oh gitu ya mas? Yaudah mas sekalian saya bantu tapi mas mengerti lah saya sudah bantu mas, mas juga bantu saya".

"Bantu apa ya pak?" Timpal saya dengan polosnya, "ya kalian tau lah gaji satpam seberapa apalagi hanya menjaga gedung bekas". Teman saya si Candra langsung nyolek saya sambil membisikan "anjrit minta duit nih orang". Dengan polosnya saya menanyakan "bapak patok tarif berapa"?

"Yaa 200 lah mas buat bagi juga sama teman saya jaga ini" kamipun kaget karena nilai uang yang dipatok besar untuk kami para siswa SMA saat itu. Kamipun bilang dengan pak satpam ini kalo akan kita rundingkan dahulu. Langsung saya bertanya kepada teman saya yangg menunggu di motor.

"Eh nyet bisa masuk ini cuma mahal banget 200rb gila, kalo dah juga ketemu setan didalem" timpal saya. Teman saya si Fendy membalas "anjir ini mah mau nipu. Masa mau ketemu setan aja bayar kan parah". Disaat itu kami ragu dengan keputusan kami untuk masuk kedalam.

Namun beruntungnya kami, teman saya si Agus dan Johan mempunyai rejeki yang lebih dan langsung membalas perbincangan saya dan Fendy "yaudah elah ini gue ada sama si Agus duit segitu yaudah ayo masuk, gue penasaran banget ini, tapi uangnya ganti ya"

"Wah pasti gue ganti selow" jawab saya. Disaat itu pun juga kami berlima menghampiri satpam itu lagi dan sepakat akan memasuki gedung Saidah dengan tarif yang lumayan mahal.

Jadi sebelum kami masuk gerbang sudah terlihat pintu masuk menara Saidah atau pintu lobby nya yang bergaya victorian dengan dua patung marmer di sisi pintu nya, pintu lobby sangatlah gelap dan cahaya hanya ada di pos satpam yang terletak di gerbang pintu masuk.

Kamipun diajak bapak satpam untuk memarkirkan motor kami di pos dan dua satpam ini mengajak kita masuk ke pos untuk istilahnya "briefing" sebelum masuk ke dalam.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"