Menurut kepercayaan malam Jumat Kliwon adalah malam yang identik dengan mistis. Pada malam itu banyak makhluk gaib yang dianggap mengganggu manusia. Namun jangan salah, sebab tidak hanya Jumat Kliwon yang menyeramkan karena malam Selasa Kliwon pun mengundang kisah menyeramkan tersendiri.
Melansir dari beberapa sumber, malam Selasa Kliwon dianggap keramat karena berdasarkan laku para tokoh spiritual leluhur di Jawa. Malam Selasa Kliwon adalah puncak dari tradisi puasa selama 40 hari yang dilakukan masyarakat di Jawa. Sampai sekarang ada beberapa tempat yang jadi ritual saat malam Selasa Kliwon.
Salah satunya adalah Cepuri di Pantai Parangkusumo, Yogyakarta. Juru kunci Pantai Parangkusumo, RP Suraksotarwono mengatakan setiap daerah di Jawa memang memiliki ritual yang berbeda-beda. Termasuk warga Yogyakarta yang mengadakan ritual di Cepuri Parangkusumo kala malam Selasa Kliwon tiba.
Labuhan ini sebagai lambang persembahan kepada Ratu Kidul agar doa-doa yang disampaikan dapat terkabul. Selanjutnya, barang-barang yang dilabuh itu biasanya diperebutkan oleh warga.
Orang-orang yang melakukan ritual di malam Selasa Kliwon percaya bahwa penunggu di tempat yang dijadikan ritual harus diberikan sesajen. Cepuri Parangkusumo dianggap jadi tempat istimewa bagi masyarakat Jawa khususnya Yogyakarta karena merupakan pertemuan pertama kalinya ratu pantai selatan dengan Panembahan Senopati.
Saat ritual, masyarakat datang membawa sesajen yang berisikan banyak isian sesajen Jawa. Sudah pasti suasana hening membuat ritual berjalan dengan aroma mistis yang sangat kuat. Orang yang melakukan ritual biasanya menaruh sesajen di batu sengker di dalam Cepuri Parangkusumo, kemudian memindahkan sesajen ke pinggir pantai dan melabuhkan ke laut.
Sesajen-sesajen itu adalah persembahan untuk Gusti Kanjeng Ratu Kidul. Diharapkan sesajen-sesajen yang diberikan tadi untuk Gusti Kanjeng Ratu Kidul supaya doa-doa orang yang melakukan ritual bisa terwujud. Jarak dari Cepuri Parangkusumo pantai sekitar 300 meter sehingga bisa dilakukan dengan berjalan kaki.