Kisah Mistis Nyata Terbaru: Kena Guna-Guna Part 9 (Kisah Sedih Melati)

Kisah Mistis Nyata Terbaru: Kena Guna-Guna Part 9 (Kisah Sedih Melati)

Lanjutan dari Part 8


Salon tempatnya bekerja suka ramai. Setelah jam kerja berakhir, Melati sering ditawari oleh kawan-kawannya tumpangan, namun ditolak karena rumah Melati cukup dekat sehingga berjalan 20 menit saja sudah sampai. 

Suatu hati Melati pulang agak malam. Mendekati lebaran idul fitri, salon di kotanya banyak didatangi oleh para wanita yang hendak berpenampilan sempurna sebelum kerabat dari Kota besar mudik ke kota mereka.

Di situlah tragedi terjadi. Melati mengambil rute jalan pulang tercepat. Di rute tersebut terdapat mebun dengan pohon-pohon besar. Di sana Prabu sudah menunggu.

Ilustrasi (Sulselsatu.id)

Dia langsunh membekap Melati, menariknya ke perkebunan tersebut, membuka seluruh pakaian, dan.....

Masa depan Melati hancur di tangan Prabu. Dengan bangga Prabu membawa Melati pulang ke rumah... 

Ke rumah orangtua Melati, mengatakan dia sudah mengambil malam pertama gadis tersebut, sehingga tidak ada alasan bagi keluarga melarang hubungan mereka.

Ayah Melati menghina-hina Prabu, mengatakan dia adalah manusia paling bejat di muka bumi. 

Bahkan setelah memperkosa Melati, sang ayah tak mengizinkan anak perempuan satu-satunya dinikahi Prabu.

Sang ayah berencana menikahkan Melati dengan seorang santri yang kebetulan mencintai Melati juga. Santri itu setuju menjadikan Melati istri walau gadis ini sudah bukan perawan. 

((Dasar pria bejat ????)) 

Kakak Melati menampar wajah Prabu, memukuli Prabu dengan niat membunuh begitu mengetahui kesucian adiknya direbut paksa.

Kakak Melati dikeluarkan secara tak terhormat dari AD. Tragedi pemerkosaan Melati tidak dapat ditemukan buktinya, sehingga Prabu cuma dihukum dipindahkan. 

10 hari setelah tragedi pemerkosaan, Melati susah cukup baikan berkat si santri terus menyemangatinya. Kakak Melati bekerja sebagai juru masak warteg dekat rumah, bagi sang kakak tidak apa-apa karirnya di AD hilang, yang penting dia sudah menghajar pria bejat itu hingga babak belur.

 

Melati setuju menikahi santri itu. Tidak ada keluarga Melati yang menolak, santri ini benar-benar mencintai Melati, dia bersedia menanggung semua biaya pernikahan serta bersumpah apabila Melati melahirkan anak Prabu, dia akan merawat anak tersebut. 

Hidup Melati seharusnya membaik. 

Sampai Prabu nekat menganggu Melati dalam tidur. Sama seperti gue, Melati mimpi didatangi seorang tamu.

Tamu tersebut mengajak Melati pergi keluar rumah. Si Tamu memiliki wajah mirip muka kakaknya, menandakan bahwa Melati merasa bersalah terhadap sang kakak. 

Ciri-ciri korban kekerasan, mereka lebih cenderung menyalahkan diri sendiri apabila melihat orang-orang di sekitar mereka kesulitan. Melati berpikir dirinya salah karena tidak dapat menjaga diri, Melati berpikir seharusnya dia tidak membiarkan keluarganya tau tragedi yang menimpanya. 

Melati berpikir ini semua terjadi karena kesalahannya sendiri.

Meskipun keluarga Melati mengatakan dirinya tidak salah, kecenderungan korban untuk self-blaming cukup besar, mempermudah Prabu memasuki mimpi Melati. 

Melati mengikuti ajakan tamu. Entah kenapa saat si tamu menggandengnya, membawanya keluar rumah, segala hal yang dia lihat menjadi gelap. 

Orangtua Melati mencari gadis itu kemana-kemana. Dia menghilang begitu saja tanpa kabar di malam hari.

Para tetangga berkata mereka melihat Melati berjalan sendirian, tangan kanan gadis itu terarah di depan seakan sedang dituntun orang. Satpam yang mencoba menstop Melati sakit keras. 

Selain satpam, ada juga nenek-nenek yang coba menegur Melati. Hasilnya sekarang nenek tersebut ikut sakit keras.

Santri calon suami Melati mendatangi kantor polisi. Kakak Melati menghubungi teman-temannya di AD untuk imut membantu. Semua orang sibuk mencari gadis tersebut. 

Tanpa mereka ketahui, Melati dalam keadaan setengah sadar dibawa oleh Prabu ke rumah keluarganya di Jakarta.

Di sana Melati dimantrai santet Nglamar, dimandikan kembang tujuh rupa, dipakaikan kebaya, lalu diletakkan di ruang tempat gue pingsan.

Pukul 12 malam Melati yang masih setengah sadar diajak membacakan sumpah nikah adat Kejawen aliran keluarga S.

Adat kejawen ini menekankan bahwa pernikahan cukup dilakukan tanpa mempelai wanita ikut mengucapkan sumpah, sehingga di mata aliran kejawen tersebut, Melati resmi... Melati resmi menikahi Prabu.

Mertua wanita Melati, yaitu ibu dati Prabu, saat ketahuan hendak menolong Melati sebelum pukul 12 malam dipukuli oleh mertua laki-laki.

Menurut ada pernikahan keluarga S, apabila ada anggota keluarga yang hendak melarikan mempelai wanita, dia akan...

 

Dia akan dipukuli pakai cambuk dari pohon kelapa, setelah itu khodam ular raksasa peliharaan keluarga S boleh menyiksa orang tersebut selama 3 hari tanpa makan dan minum tanpa membunuh. Apabila yang mengganggu adalah orang luar, ular raksasa boleh menyiksa mereka hingga mati. 

Mertua wanita Melati, setelah menjalani siksaan itu menjadi tidak bisa berjalan selamanya. Sebelumnya pernah ada juga anggota keluarga yang mengalami cacat buta atau tuli seumur hidup. Konsekuensi dari berani menganggu upacara pernikahan.

Ilustrasi (psychologytoday.com)

Mertua wanita Melati berkali-kali mencoba... 

Mencoba bunuh diri. Sayangnya mertua laki-laki selalu berhasil menghentikan.

Efek dari santet Nglamar, adalah ketika dia yang memnerikan santet mati, maka korbannya ikut mati. Intinya mereka cuma bisa bebas dari kehidupan panjang apabila si penyantet mati. 

Tengah malam, Melati bangun dari tidur panjangnya. Di ruangan tersebut Prabu menariknya masuk ke kamar pengantin, lalu memaksa Melati melakukan hubungan intim lagi.

Melati yang baru bangun tidur tentu saja lemas, tidak dapat melawan pemerkosaan kedua kali. 

Efek lain dari santet Nglamar, jika pemberi santet mengajak korbannya berhubungan intim, meskipun korban sedang haid atau hamil, mereka tak bisa melawan. 

Jika malam itu Melati tidak lemas, tubuhnya hanya akan terbujur pasrah di kasur pengantin, membiarkan Prabu berbuat suka-suka. Santet Nglamar semakin kuat jika penyantet dan korban sudah terikat hubungang pernikahan.

Esoknya, keluarga Prabu mengirimkan banyak mas kawin ke rumah keluarga Melati. Ayah Melati marah besar, dia tidak terima anaknya dinikahi menggunakan cara sesat. 

Keluarga Melati dan santri calon suami Melati datang ke Jakarta. Mereka menggedor pintu rumah S, memaksa agar Melati dikembalikan ke mereka. Si santri mendoakan macam-macam ayat suci agar para khodam tidak menyerang keluarga Melatj di tengah perjalanan.

 

Prabu setuju mengembalikan Melati, syaratnya adalah si santri tidak boleh menyentuh & berbicara kepada Melati, Prabu tahu Melati telah jatuh cinta pada si santri.

Si santri setuju. Jika tidak memiliki Melati adalah jalan untuk menyelamatkan gadis tersebut, maka dia bersedia. 

Melati diperbolehkan pulang bersama keluarga ke kota di JaTim 4 hari setelah pertemuan dengan keluarga S. Ortu Melati menjelaskan persyaratan dari Prabu, sebelum mereka berangkat pulang, santri yang tulus padanya dihina-hina oleh Prabu. Mereka kembali ke Jawa Timur naik kereta. 

Si santri duduk di kursi paling jauh. 

Terkadang saat mata Melati dan dia bertemu, Melati bisa melihat terdapat kesedihan di sana. Kakak Melati duduk bersama bapak, Melati duduk bersama ibu. Keluarga Melati selama perjalanan terus menenangkan gadis itu, mengatakan segalanya akan baik-baik saja. 

Melati bisa bekerja seperti biasa, sang kakak tidak masalah harus bekerja sebagai juru masak warteg, tetangganya tidak akan mencacinya karena mereka paham kondisi Melati. 

Si santri akan mendukung finansial keluarga Melati. Dia sudah berencana menjadikan gadis itu istri, biarpun cita-cita tersebut tak tercapai, dia merasa tetap punya kewajiban menafkahi Melati. Si santri akan bujang seumur hidup demi Melati. 

Satu hal yang mereka tak ketahui pada saat itu, termasuk Melati sendiri, adalah keluarga S menyantet agar perjalanan Melati tidak selesai.

Sekitar tahun 80-an terjadi kecelakaan berupa kereta jatuh ke jurang. Korban nyawa sekitar ratusan orang, sisanya luka-luka. 

Melati selamat dari kecelakaan tersebut. Badannya utuh tanpa luka. Tim SAR menemukan si santri beserta keluarganya telah meninggal dunia.

Sebelum peristiwa kereta terjadi, si santri menulis sesuatu di kertas, dan menyelipkan melalui kakaknya Melati.

"aku akan selalu cinta kamu" 

Bertahun-tahun surat lecek ini menjadi harta Melati yang paling berharga. Melati diantarkan ke JaTim oleh Tim SAR. 

Baru sehari pulang, sebelum sempat berduka rumah keluarga Melati terbakar tanpa sebab jelas, kerabat-kerabat Melati mendapat teror santet jika tidak membawa Melati ke Jakarta. Kerabat Melati awalnya tidak mau sodara mereka terjebak di dalam keluarga sesat milik Prabu.

Sayangnya teror santet semakin ganas. Melati tidak mau ada keluarganya yang mati lagi demi dirinya, secara terpaksa paman-pamannya mengantarkan Melati ke Jakarta. 

Melati selama bertahun-tahun menganggap dirinya membawa sial. Kasihan dia, tidak dapat menikmati hidup. 

"Saya harus hidup sebagai istri Pak Prabu, melahirkan 4 anak, dan melihat Prabu mengajarkan ilmu-ilmu sesat kepada anak saya"

Kami bertiga mendengarkan cerita Melati simpati. Dia sudah tidak dapat meneteskan air mata, menurut A itu karena Melati sudah menyerah pada kehidupan ini. 

"Saya juga melihat adik-adik Prabu melakukan hal sama kepada ipar-ipar perempuan saya. Meskipun saya ingin menolong, saya takut kepada khodam ular mereka. Ada juga satu ipar perempuan yang menikah karena mencintai adik Prabu, kebanyakan tidak" tutur Melati. 

"Suatu hari anak tertua saya S membawa kamu ke rumah kami. S sejak kecil suka sakit-sakitan, semenjak bertemu denganmu dia jadi lebih sehat. Tentu saya saya dan suami suka padamu. 

Tetapi ketika mendengar kakeknya S ingin agar cucunya mengambil kamu secara paksa, saya takut" 

"Saya meminta agar S memperjuangkan kamu menggunakan cara adil. 

Saat dia cerita kamu mau jadi pacarnya secara sukarela, saya senang. Saya tidak mau anak sebaik kamu terperangkap di lingkaran setan."



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"