Kisah Mistis Nyata Terbaru: Kena Guna-Guna Part 5 (Santet)

Kisah Mistis Nyata Terbaru: Kena Guna-Guna Part 5 (Santet)

Kita lanjutkan kKisah Mistis Nyata Terbaru: Kena Guna-Guna Part 4

"Gak usah Q. Gue adalah pihak yang salah. Gue pacaran sama S setelah lu nolak dia, gue udah nusuk loe dan S meskipun gue gak barmaksud begitu. Kalo gue minta loe datang bareng gue, hati S bisa lebih hancur" 

"Alyssa, gue gak pernah merasa lu nusuk gue. Justru gue berterima kasih karena lu udah membantu S melewati masa-masa broken heart gara-gara gue gak membalas perasaan S"

"Tapi S sampai sekarang masih puny rasa sama lu" kata gue

"Ada hal yang sebetulnya perlu lu tau" tiba-tiba Q serius. 

"Tapi gue gak bisa omongin di sini. Kita omongin di sana aja." kata Q. Saat ini kami berdua ngobrol di aula kampus, dan temen gue ini nunjuk perpustakaan. 

Di kampus AJS banyak mahasiswa univ lain yang mengerjakan skripsi di sini karena perpustakaan kami punya ruang baca privat.

 ((Buat yg tau kampusnya di mana, gue kasih hint, kampus ini ada di Jakarta Pusat))

Di ruang baca privat mahasiswa bisa konsentrasi pada tugas berkat ruang yang kedap suara. Ruang baca privat juga dilengkapi dengan ac dan tempat charger, menambah aspek kenyamanan perpustakaan .

ilustrasi (Arsitag)

Di ASJ baru ada 10 ruang privat, saat ini belum masa-masa mahasiswa luar datang buat skripsi, jadi kami bisa menggunakan tempat ini buat curhat.

Ketika gue dan Q masuk ke ruang privat paling ujung, kami bertemu dengan A yang sedang merapikan kartu tarot. 

"Gue punya feeling kita harus milih ruangan ini dan ternyata bener" begitu ucap Q

"Ada apa ini?" si A bingung. Kami menjelaskan apa yang hendak gue dan Q bicarakan, tatapan mata A menjadi serius.

"Akhirnya lu akan mengatakan yang sebenarnya ke Alyssa ya, Q" 

"Iya. Gue gak menyangka selama ini Alyssa tidak mencintai S. Dia harus tau kebenaran."

"Tunggu dulu, kalian berdua menyembunyikan apa dari gue?"

Q dan A menatap gue sebentar, mereka berbisik, lalu A memutuskan berbicara duluan.

"Begini Alyssa, sebelum S melamar Q, dia..." 

S belajar di kampus yang berbeda, dia adalah mahasiswa UTT di JakTim. Adik perempuan S punya hubungan baik sama A. 

"Sebelum S melamar Q menjadi pacar, adiknya pernah melihat S beberapa hari bersemedi di belakang pekarangan rumah. 

Kata si adik S melakukan itu supaya Q menolak dia". "HAH??" gue kaget setengah mati.

Ilustrasi (Keris Semar)

A melanjutkan "S pernah ngomong ke adiknya kalau jauh sebelum dia suka sama Q, dia suka sama teman SMA yang setia mendengarkan keluh kesahnya, tapi nggak pernah mention siapa temannya itu."

Temannya itu... adalah gue. "S bermaksud membuat Q menolaknya, sekaligus membuat Q membenci semua pria lain jika S mendapatkan wanita yang dia cintai"

"Setelah gue denger kabar lu dan S pacaran, hubungan gue dan temen-temen cowok jadi memburuk. Gue berpikir mereka semua egois. Lalu A ngasih tau gue soal ini." Pernyataan Q dan A membuat gue tertegun. Gue gak bisa ngomong apa-apa.

"Gue awalnya gak paham kenapa S tega nyantet temen dia sendiri" ujar A "Saat ramal, rupanya seminggu sebelum S mau lamar Q, Alyssa dan Q berantem gara-gara hal besar. Adiknya S mengkonfirmasi kalo S gak terima." 

"S memang gak terbuka soal masalah ini ke adiknya, tetapi si adik seringkali mendengar S marah-marah sendiri di kamar, mengutuk Q, perempuan yang setahu adiknya adalah inceran kakaknya sebagai pacar."

Waktu itu gue dan Q memang bertengkar hebat. Masalah ini sangat sensitif. Masalah ini sangat sensitif, sampai-sampai gue nangis hebat. 

Salah satu orang yang gue curhatin tentang pertengkaran gue dan Q adalah si S, karena gue pikir S perlu tau kalau dia mau PDKT-in Q, dia gak boleh membahas segala sesuatu yang berhubungan sama masalah ini.

 

Kalau gue inget, setiap gue dan Q berantem si S bakal jadi pihak netral. Tetapi saat insiden pertengkaran ini, S memberikan nasehat kayak gini ke gue:

"Loe gak salah kok. Gue yakin Q sengaja membahas ini karena iri sama lu" Katanya sambil meluk gue. 

Karena gue lagi sensitif, gue gak mikir kenapa saat itu S lebih bela gue daripada ngebela gebetannya.

Gue nangis dipeluk sama S, dia ngomong "Alyssa, lu lebih baik daripada Q. Lu orangnya pengertian dan sabar, gue paham lu ngeluh kayak gini bukan karena ingin gue musuhin Q" 

 Saat gue nangis, gue denger S bilang "Apa yang Q lakukan pada lu, gue akan balaskan."

"Gak usah. Gue cuma pengen masalah ini selesai tanpa campur tangan orang lain" cegah gue.

"Tapi Q udah bikin lu seperti ini, sampai-sampai semua temen lu musuhin lu. Ini dah keterlaluan" 

"Q lebih dibela karena dia memang pinter ngomong. Tapi lu bukan orang yang pandai membela diri, gue tau lu tipikal mengalah."

"Udah S gak usah. Gue gak mau hubungan lu dan Q jadi jelek karena ngebela gue, yang gue mau adalah lu perlu tau aja kalo Q gak suka bahas hal ini." 

Waktu masalah itu terjadi, temen-temen gue emang pada ikut nyalahin karena di mata mereka gue yang salah, meskipun sebenernya yang salah adalah Q. 

Masalah ini sampai bikin gue sakit parah, tapi akhirnya Q minta maaf ke gue, dan mengklarifikasi ke temen-temen kalo memang dia yang salah. 



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"