Kisah Mistis Nyata Terbaru: Kena Guna-Guna Part 4 (Tamu Tanpa Muka)

Kisah Mistis Nyata Terbaru: Kena Guna-Guna Part 4 (Tamu Tanpa Muka)

Kita lanjutkan kisah Kisah Mistis Nyata Terbaru: Kena Guna-Guna Part 3 ya gengs~

Ya. Saat masih kecil gue takut sama tetangga gue yang suka bertamu.

 Dulu gue punya tetangga yang mukanya seram. Dia suka berbicara keras, jika melihat gue matanya seakan melotot. 

Setiap kali dia datang, gue dan adik bakal ngumpet di kamar. Padahal tetangga kami sebenarnya orang baik. Tapi sosok tamu di mimpi punya postur tubuh sangat berbeda. 

Gue akui dulu saat masih kecil setiap kali bermimpi buruk, tetangga gue ini suka muncul buat menggelitik perut gue. Buat anak-anak ini serem. Tapi sekarang berbeda.

Ilustrasi (kaskus.id)

"Terakhir, tamu tak berwajah." Pak Ahmad mengambil sesuatu dari tas, semacam catatan kecil yang penuh coretan. 

 "Ada dua kemungkinan. 

Jika ini berbicara mengenai aspek psikologis, tamu tak berwajah adalah bentuk dari rasa bersalahmu kepada pacarmu. 

Tetapi jika saya berbicara mengenai aspek spiritual, tamu tak berwajah adalah sosok yang memang mau mencelakakan kamu.

Dia menyamar sebagai..." 

"Dia menyamar sebagai bentuk dari rasa bersalahmu. Salah satu cara paling mudah agar sosok halus mendekati mangsa mereka di mimpi adalah berubah menyerupai seseorang yang mereka kenal, atau merubah diri menyerupai sesuaru yang menjadi sumber dari kegalauan manusia." 

Mendengar jawaban Pak Ahmad, gue keringet dingin. "terus pak, ada cara apa supaya saya berhenti mimpi aneh terus?"

Pak Ahmad tersenyum "saya yakin kamu pernah mendengar saya membantu mahasiswi yang kesurupan. 

Sebenarnya buka saya yang menolongnya, tapi mahasiswi itu sendiri" Pak Ahmad membuka buku catatan, lalu menunjukkan gue semacam gambar berupa sosok perempuan tua.

"Mahasiswi itu kesurupan dan mengaku dirasuki oleh sosok nenek tua. Sebetulnya, dia punya rasa bersalah terhadap mendiang nenek yang tidak sempat dia kunjungi karena sibuk" 

"Saat dia dalam kondisi 'sadar', saya menanyakan apa yang selalu dia lihat, apa yang dilakukan olehnya sebelum peristiwa kesurupan terjadi, lalu saya dan orangtua si mahasiswi mendorongnya untuk berdamai dengan rasa bersalahnya. Setelah itu sosok nenek tersebut menghilang" 

"Bagaimana caranya pak?" tanya gue

"Orangtua mahasiswi itu membawanya ke pemakaman nenek di kampung, lalu dia meminta maaf di depan makam tersebut. Setelah itu selebihnya kerabat mengatakan kepada mahasiswi itu bahwa hingga meninggal, sang nenek tidak menyalahkannya." 

"Selama proses memaafkan diri sendiri sosok nenek yang merasukinya perlahan menghilang. Sebelumnya, mahasiswi ini sudah 10 kali ruqyah namun tidak berhasil.

Setelah selesai menjalani terapi dia melakukan ruqyah lagi, ustad berkata sosok nenek sudah tidak dapat mengganggu lagi" 

"Manusia dan makhluk halus hidup berdampingan. Sains modern memang tidak mengakui ini, saya sebagai paham sains murni banyak belajar tentang mereka. 

Kekuatan manusia untuk melawan gangguan makhluk halus sangat bergantung pada keyakinan terhadap keberanian mereka sendiri." 

Sebelum gue bertanya lebih, Pak Ahmad kembali berbicara "Banyak yang bertanya kenapa perempuan lebih mudah kesurupan atau diganggu, menurut saya bukan karena mereka bisa datang bulan, melainkan karena di negara kita perempuan dididik untuk selalu mengalah dan pasrah pada kondisi" 

 "jadi, intinya adalah saya ingin kamu mendamaikan dirimu dulu dengan pacarmu. Jelaskan baik-baik perasaanmu padanya, bagaimana hubungan kalian berjalan setelah kamu jujur, itu tergantung keputusan bersama"

"Baik pak" "Saat kamu bilang tentang sosok tamu tanpa wajah, hal pertama yang ada di pikiran saya adalah 'rasa bersalah' pada dirimu. Tetapi semakin kamu menceritakan lebih jauh, saya merasa ini sudah bukan mimpi biasa lagi. Kamu tidak perlu takut jika nanti pacarmu mengatakan dirimu kejam" 

"maksud bapak?"

"Kebanyakan perempuan yang curhat sama saya mengatakan mereka takut menyampaikan perasaan karena takut diberi label 'kejam', 'tak punya hari', atau 'mata duitan'. 

Ilustrasi (Blog Unik)

Namun saya pribadi sebagai pria ingin jika pasangan saya jujur supaya tidak ada salah paham " 

Mendengar nasehat Pak Ahmad, gue merasa telah menemukan titik terang. Selama ini gue dan S pacaran karena rasa kasihan, bukan cinta. Buat gue S cuma sodara, setiap kami mengobrol, gue takut menyampaikan rasa ini karena gak mau perasaan S semakin hancur. Tapi berbohong lebih kejam.

Gue takut jika S tau selama ini gue mengatakan 'cinta' padahal gue sendiri masih merasa gak cinta sama dia. Gue takut jika S kecewa gue bukan pacar yang baik buat dia. 

Tapi kepura-puraan gue mengatakan cinta dalam hubungan kami sebenarnya lebih jahat daripada nolak S mentah-mentah. 

Dilema ini kemudian memberikan sosok tamu tanpa muka kesempatan buat mencelakakan gue.

Entah siapa yang mengirim tamu tanpa muka ke gue, pelakunya bisa diurus nanti. 

Priorotas saat ini adalah menyampaikan perasaan gue yang sebenarnya, urusan makhlus halus bisa nanti. 

 ((maksud gue 'gak punya hati)) 

 ((maksudnya 'prioritas')) 

Menurut manusia bahaya dan takut itu sama. Mungkin ini sebabnya gue melarang diri sendiri keluar dair zona nyaman, alias kamar tidur.

Setelah gue pulang dari kampus, ada pesan dari S yang menanyakan kapan kami bisa bertemu lagi. Gue berpikir mungkin ini adalah kesempatan terbaik Gue dan S janjian ketemu di kafe kecil deket rumahnya S. 

Tempat biasa kami pacaran, kafe ini punya sepupu S, biarpun masih memakai kipas angin banyak anak muda nongkrong di sini berkat harga murah dan wifi gratis.

Kami akan bertemu di weekend sekaligus hari ultah mamanya S. 

Menuju 4 hari sebelum pertemuan gue dan S bagaikan persiapan perang. Gue menanyakan ke beberapa temen cewek gimana cara buat bicara perasaan yang benar, kebanyakan dari mereka meminta gue mengurungkan niat.

Gue tanya ke temen cowok... 

Gue tanya ke temen cowok. Klarifikasi aja, temen-temen gue selain Q baru tau hubungan antara gue dan S. Berikut saran temen cowok:

"Saat lu omongin perasaan yang sesungguhnya, persiapkan jalan kabur saat dia mau nahan lu. Cowok itu biarpun gak suka sama pacarnya, gak mau ngelepas" 

"Cara kaburnya gimana? cepet-cepat bilang kalo gue suka sama cowok lain dan bawa cowok itu saat ngomongin perasaan ke dia?"

"Waduh jangan dong itu sadis namanya" kata temen-temen cowok gue "Maksud kita itu lu cepet-cepet pergi dari tempat ketemuan sebelum dia narik tangan lu" 

"Setelah lu pergi dari tempat ketemuan, lu minta maaf lagi lewat telepon. Kalo dia gak angkat, lu chat aja. Setelah itu tunggu dia menemukan perempuan lain, baru lu cari pacar baru."

"Kok gue merasa ini juga cara kabur sadis?" tanya gue lagi "Yaa soalnya ketika diputusin kita cowok akan merasa lebih sakit saat melihat muka mantan terlalu lama" jawab temen-temen cowok sambil ketawa.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"