Lanjutan cerita dari kisah misteri nyata dunia Part 6
Cengakraman nenek itu benar benar kuat sampai aku benar-benar gak bisa nafas. Ku tendang nenek itu sampai cekikan itu terlepas dan dia terjatuh.
Aku terbatuk batuk hendak mau lari, nenek itu berubah wujud menjadi sosok berbulu tinggi, bermata merah dan bertaring.
Kukunya hitam dan sangat panjang, di genggamnya kaki ku kuat sekali, hingga aku jatuh terduduk di lantai.
Aku berusaha berteriak tapi tak terdengar. Lalu mahluk itu mencekikku kembali. Hingga terdengar teriakan.
"Cukuppp berhenti!!" Teriak seseorg dtg kedalam rumah, betapa terkejutnya aku seseorg terusebut adalah pak prapto.
Apa benar ini ulah pak prapto. Aku menangis kencang, makhluk tadi melempar pak prapto sampek ke tembok. Disitu dtg pula pak Ilham ustadz di kampung ini
Mereka berdua memanjatakan doa doa. tapi makhluk ini malah semakin marah. Berusaha aku berdiri dan hendak lari, tapi di cakarnya kakiku dan dia mendorong tubuhku hingga jatuh terlentang.
Di kaki ku masih bekas luka gtu gais smpek sekarang, dan menjadi keloit huhu sedihnya.
Tubuhku lemas, kulihat mahluk itu menyerang pak ilham dan pak prapto. Tubuhku lemas sekali.
Selang beberapa menit ditengoklah beberapa orang salah satunya adalah maya. Dan guru agama di sekolah kami.
Dan ada beberapa orangg lagi, maya sempat menolongaku dengan membangunkanku. tapi aku tak sadar kan diri, hingga aku tak tau apa yang terjadi.
Ketika aku tersadar semua org sedang menangis, kukihat maya tergeletak lemas di sampingaku dengan luka di wajahnya.
Kala itu aku hanya terdiam karna lemas dan tak bsa berkata-kata.
Kakiku perih, leherku kaku sekali. Org org di sekelilingaku membaca yassin. Kulihat maya bergerak gerak dan berteriak, aku kaget lahh.
yang tadinya lemas jadi bangun terduduk, takut banget soalnya huhu.
Akhirnya aku di tuntun untuk keluar dari ruangn itu, yang ada di dalam ruangn itu hanya pak ilham dan rekan rekan yang tak ku kenal.
Karna ku lelah sekali jadinya aku tertidur pulas. yang ku ingat ada seorang ibu beljilbab yang mengelus ngelus luka di kaki dan leherku.
Pagi harinya, tubuhku sudah mendingan gaisss. Dan sekolahku sudah bersiap untuk pulang ke kota. Kulihat maya juga sudah sadar dan mendingan.
Wajahnya di tambal pakai perban. Sebelum pulang aku dan maya di ajak berkumpul di kantor kades.
Awalnya aku menolak, jujur aku takut dan malas brtmu pak prapto. Aku begini karn dia. dari awal bu asih udh bilang org yang paling tega menumbalkan istrinya pak prapto.
"Uda ndin, kita ikut aja. Biar kamu juga tau cerita yang sebenarnya dan apa yang terjadi disini." Ucap maya.
Akhirnya aku menurut untuk ikut.
Sesampai di sana, ssh ada pak prapto, pak ilham, pak santo kepala sekolah kmi, dan bu indari wanita yang menyembuhkan lukaku.
Kami pun di persilahkan masuk dan duduk.
Aku malas menatap wajah pak prapto. Namun akhirnya pak prapto meminta maaf dan menjelaskan apa yang terjadi.
jadi aku salah menilai pak prapto ini gaiss. Dia sebenernya baik, dan warga disini tidak memiliki peliharaan. Justru yang punya peliharaan itu ya bu Asih
Wanita tua yang menerorku, itu peliharaan dia. Dan ternyata rumah yang aku tinggali itu bukan rumah asli bu Asih. Bu Asih ini memiliki 4 sawah, peternakan sapi, pertanian bakau, dll.
jadi awalnya bu Asih ini kerja mnjadi TKI.
Suaminya seorg kades, namun ketika pulang ke kamoung dia membawa 2 anak, hasil hubungan gelapnya di luar negri.
Karna dia tak dijinkan suaminya untuk menjadi TKI lgi, hidupnya sangat krisis hingga ia berpikir buat memiliki pesugihan dan peliharaan.
Rumah yang aku tempati ini ya rumah peliharaan bu asih. Makanya banyak warga yang meninggal tidak wajar di depan rumah bu Asih, dan orang yang meninggal itu meneror bu asih.
Sebenarnya dari awal yang di incar peliharaan bu Asih itu maya, tapi karna trnyata si maya ini punya penjaga dan memiliki kelebihan. jadinya akulah yang terkena imbasnya.
Si maya geger ingin pulang ya karna dia tau bakal jadi korban tumbal bu Asih. sekarang bu Asih sedang buron alias dalam pencarian.
Warga dan pak prapto pun tak menyangaka orang yang menghabisi istrinya adalah bu Asih, bahkan anak dan suami bu Asih juga menjadi korban tumbalnya.
Sebenernya aku uda gak kuat gais, pengen nuntut bu Asih tapi ya gmna, aku lebih baik segera pergi dan tak mau berurusan dengan bu Asih.
Kalau soal tuyul itu emang banyak yang pelihara tuyul tapi bukan dari kampung ini. tapi di kampung lain, cuma tuyulnya larinya ke kampung ini.
Setelah kita semua pulang dari sana aku di ruqiah sampek beberapa bulan baru sembuh. Dan yang serem bu Asih masih sering sms aku.
Karna aku takut dan masih ada trauma, jadi aku memutuskan untuk ganti no HP.
Dan denger-denger dari adek kelasku yang live in di tahun berikutnya, depan gang kampung sudah bukan rumah tapi masjid. Dan tidak ada lagi orang tua Asuh yang bernama Asih.
Sekarang yang masih tersisa bekas luka di kaki, sama di leher, masih kayak garis-garis gitu.
Namun aku sangat bersyukur masih bisa hidup. Dan maya setelah itu pindah sekolah, rumah, dan kota.
Aku sudah tidak pernah kontak lagi dengan maya, ku dengar dia melanjutakan di luar negri.
Sekian ceritaku ini ya gais maaf sekli sering gantung, soalnya capek ngetik di HP
Trimakasih untuk semngat kalian yang luar biasa.
Dan untuk bu Asih aku gak tau kabarnya ya gaiss
Pokoknya setelah dari situ cuma dapet beberapa sma dari bu Asih terus aku ganti nomor.