Kisah Misteri Nyata Dunia: Kampung Tumbal Part 5 (Bu Asih)

Kisah Misteri Nyata Dunia: Kampung Tumbal Part 5 (Bu Asih)

Lanjut cerita dari kisah misteri nyata dunia Part 4.

Pak Ilham ini ustadz di kampung ini.

"Pak saya ikut temen temen aja." Tangis maya sambil memegang tangan pak Ilham.

"Sebagai teman yang baik sbaiknya kamu menemani dik andin disini ya, toh sudah ada bu Asih." Ucap lembut pak ilham smbil tersenyum menenangakan maya.

"Baru 2 hari disini tapi sudah menyiksa, aku telfon papaku aja, biar di jmpt." Tangisan maya semakin menjadi jadi.

Ku tarik tangan maya yang memegang hp akan segera menelfon papanya.

"May, kamu janganegois!!" Bentakku.

Maya malah menatapku geram.

"May, kamu harus mikirin kita semua. Bu asih, sekolah kita. Dengan tindakan kamu seperti itu yang ada malah jadi kasus yang sangat merugikan untuk warga dan sekolah kita" sedikit kesal aku kala itu.

Ilustrasi (www-horor-info.blogspot.com)

Kulihat bu asih meneteskan air mata.

"Emang cuma mereka yang di rugikan?! Kalau aku mati jadi tumbal org sini gmna!! kamu mau mati konyol krna jadi tumbal!!!" Maya semakin memanas.

"dari awal aku disini aku uda yakin kmpung ini, kampung tumbal. Semua warganya saling menumbalkan keluarga atau saudaranya. Dan asal kamu tahu, anak bu asih itu bukannya merantau tapi meninggal karna jadi tumbal!!!" Teriak maya.

Kulihat bu asih langsung menatap maya dengan penuh kemarahan.

"kamu jangansok tau dan asal bicara ya." Api amarah membakar wajah bu Asih.

"Saya sudah tau semuanya, kedua anak ibu meninggal karna jadi tumbal bapaknya sendiri!!! Dan suami ibh meninggal karna tidak baa memberikan tumbal!"

Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar barusan.

Prakkk ... bu Asih menampar maya.

"Tolong kamu pergi dari rumah ini, dan janga pernah tinggal di sini lgi!! Sya tidak sudi mengasuh kamu." Bu asih yang semakin murka mendirong naya untuk keluar dari rumah.

Pak ilham menarik bu asih dan menenangakannya, anak anak yang lain membantu maya berkemas untuk pergi dari rumah bua Asih.

"Saya jijik melihat tingakah anda yang seolah olah tidak berdosa! Pasti sebenarnya yang punya pesugihan tumbal itu bu Asih kan." Olok maya ke bu Asih.

"Terus saja fitnah aku! Jangan salahkan aku kalau ada apa-apa yang terjadi sama kamu." Ancaman bu asih buat aku ngeriii.

Ilustrasi (gadis.co.id)

Semua yang terjadi di hadapanku seperti mimpi. Kepalaku semakin pusing sekali, aku pun tertidur malam itu tanpa tau apa yang terjadi lagi.

Keesokan harinya ketika ku buka mata, bu asih tertidur dengan keadaan duduk di sampingaku.

"Bu asih .. bu" ku goyang goyangakan badannya.

"Dek andin sudah bangun." Ucap bu asih

Kulihat bu asih sudah menjadi bu asih yang sepertinya, bukan bu asih yang menyeramkan seperti semalam.

"Dek, maafkan ibu ya .." bu asih kembali meneteskan air mata.

"Maaf kenapa bu?" Sambil ku usap bahunya untuk menenangakan.

"Masalah kejadian semalam." Kini tangisan beliau semakin mendalam.

"sudah saya gpp kok bu." Ucapku iba melihat bu asih seperti itu.

Pukul 9 pagi kamis semua di kumpulkan untuk apel, acara yang di lakukan selanjutnya.

Ku cari cari maya tapi tak ku temukan dia, aku bertemu Ines anak IPA yang sekelas dengan maya.

"Hai ness .. maya dmna?" Tanyaku smbil mendekat ke arahnya.

"Eh andin uda sembuh? kamu gak tau ya? Maya kemarin kesurupan dan demam, jadi di bawa pulang deh ke rumah." Senyum ines.

"Haahh??? Ini seirusan?" Tanyaku tak percaya.

Ines mengangguk dan berpamitan denganku untuk kembali ke barisan anak IPA.

Aku hampir jatuh karna terkejut dengan apa yang terjadi. Apakah sebenarnya bu Asih orang jahat?

tak bsa kupercaya, saat ini aku harus berhati hati dengannya.

sudah yaa ku lanjut nanti malam lagi.

Hari ini hari kamis, hari ke 3 kmi di kampung ini. Begitu banyak pertanyaan yang di tujukan padaku oleh teman teman.

Namun kali ini aku tak mau banyak bicara, aku malas untuk bercerita atau lebih tepatnya aku takut sama bu Asih, kalau dia tau aku crita crita trus dia marah gimana.

Sial malam jum'at aku harus tinggal berdua sma bu Asih yang baru ku ketahui trnyta dia lebih menakutakan daripda pak prapto.

Malam ini ku putuskan untuk menginap di rumah mutia dan lutfi. Kan enak adem, wifi lancaar.

Setelah kegiatan aku berjalan bersma mutia dan lutfi. Mereka bercandaan gtu kan, aku hanya diam. gak tau kenapa aku ngrasa gak nyaman dan resah banget.

Aku takut kalau aku korban tumbal bu Asih, aku takut maya kenapa kenapa.

Ku lihat jam sudah menunjukan pukul 5 sore, kita sampai di rumah asuh mutia. Aku bergegas mandi dan memakai baju seadanya punya lutfi, karna baju kita seukuran hehe.

Ohya rumah bu Asih dan rumah asuh mutia ini agak jauh yaa, bu asih kampung 1, ini kampung 2. Kalau dari rumah bu asih ke kampung ini harus melewati kebun kebun yang lumayan agak rimbun dan serem, gak ada penerangan.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"