Cerita Foto Horor Setan: Pengalaman Pribadi Yang Mengerikan Part 2
Keesokan paginya Nia membuka kamar ia melihat dengan seksama namun tampaknya tidak ada yang terjadi ditempat ini Silvi sudah berganti seragam menyapa Nia lalu melangkah pergi bergabung bersama anak-anak lain mereka menuju sekolahnya masing-masing.
"Ibuk pengen kamu sekolah ibuk sudah mengurus surat-suratnya besok mungkin kamu sudah bisa ikut bersama yang lain" kata ni Ika tersenyum.
"Iya ni terimakasih." sahut Nia selama dirumah Nia penasaran sebesar apa rumah ini ia kemudian menelusuri sejengkal demi sejengkal
Nia masih mengawasi stiap pintu.
Selalu saja ada lonceng diatasnya hingga Nia melihat sebuah ruang dengan anak tangga yang terputus tempat itu cukup sulit diakses karena latarnya yang jauh dibelakang anehnya hanya ada satu pintu disana dan tepat dipintu itu tidak ada lonceng.
Namun Nia tahu tidak ada cara untuk kesana tangga kayu itu seperti sudah lama patah.
Nia berbalik berniat kembali ke kamar sebelum ia mendengar seseorang seperti menggaruk pintu darisana suaranya terdengar hingga Nia merasa ada orang didalam sana.
Nia langsung pergi ia meninggalkan tempat itu seperti apa kata hatinya tempat ini jauh dibelakang dan aksesnya yang benar-benar sulit ia merasa tempat itu adalah tempat wingit dari suasananya Nia bisa membaca bahwa sebagian rumah ini rupannya tidak diurus dengan baik.
Nia kembali ke kamar menutup pintu ia memutuskan menghabiskan waktu tidur diatas ranjang namun ketika Nia merebahkan badannya ia melihat sesuatu di meja sebuah foto kecil hitam putih ia baru menyadari bila di meja itu ada pigura menyerupai liontin dengan foto horor setan kecil hiii.
Disana ia mendapati foto wanita yang sama ia mengenakan pakaian yang sama persis dengan foto yang Nia lihat diruang tamu.
"Siapa wanita itu""sepenting itu kah dia sampai fotonya ada dimana-mana."
Nia meletakkanya menunggu sendirian tanpa Silvi tempat ini lebih sunyi. Terdengar lonceng berbunyi Nia terbangun dan melihat Silvi melangkah masuk melemparkan tasnya serampangan.
Kemudian melepaskan sepatu dan seragam sekolahnya Nia bangun untuk membereskannya meletakkan dimana seharusnya benda itu berada.
Ia merasa Silvi seperti adik kecilnya
seperti biasa Silvi mulai bicara banyak dan dari pembicaraan yang banyak itu Nia hanya mengangguk tidak ada satupun kalimat yang ia mengerti kecuali saat ia meragakan gerakan untuk minum Nia baru mengerti Nia dan Silvi melangkah pergi menuju dapur.
Ditengah perjalanan Nia bertemu seorang perempuan wajahnya tampak menyelidik ia menatap Silvi kemudian Nia bergantian lantas kemudian mengatakannya. Foto horor setan berlanjut~
Kalau aku jadi kamu aku akan menghindari anak ini."
Perempuan itu melewati Nia begitu saja sembari meilirik jijik Silvi meski perempuan itu mengatakan hal itu didepan Silvi ia tampak tidak perduli lebih tidak tahu maksud kemana ucapan perempuan itu.
Tadi mereka pergi kedapur setelah selesai Silvi berjalan menuju tempat yang Nia hindari Nia memanggilnya tapi Silvi justru menuju kesana.
ia berhenti tepat didepan pintu itu melihatnya kepalanya mengadah keatas seakan menunggu sesuatu keluar darisana Nia yang melihatnya menariknya "ngapain disini ayo kembali"
Silvi mengangguk ia mengikuti Nia namun kepalanya masih melihat ke pintu itu.
Makan malam seperti biasanya tidak ada pembicaraan apapun.
Setelah selesai semua kembali ke kamarnya masing-masing sekarang Nia tahu Silvi belum bisa menulis huruf aneh untuk anak seumurannya seharusnya setidaknya ia sudah mengenal huruf-huruf namun kenapa ia belum bisa.
Dibandingkan bicara Nia lebih tahu apa yang coba Silvi sampaikan melalui gerakan tangan seperti minum seperti tidur seperti makan namun adakalanya ia tidak mengerti gerakan apa yang coba Silvi sampaikan meski begitu Nia bersikeras mengajari anak itu ia harus bisa menulis.
Malam semakin larut Silvi sudah beranjak dari ranjangnya ia memilih ranjang atas entah kenapa padahal bila mendengar dari cerita ni Elva Silvi sebenarnya tidur diranjang bawah seperti saat dia tinggal bersama teman kamarnya dulu.
Saat Nia bertanya kemana teman sekamar Silvi ia berhenti sejenak ia tampak diam memandang Nia lalu tersenyum dan mengatakan "teman sekamarnya sekarang sudah punya keluarga baru" lalu ia pergi meninggalkan Nia sendirian seperti terkesan buru-buru pergi
malam itu.
Nia sudah menyibak selimut kantuk mulai menyerangnya Nia memejamkan matanya sebelum Silvi memainkan rambutnya ia menatap Nia kemudian menunjuk gerakan bahwa ia ingin ke kamar mandi.
Nia menatap jam di meja pukul 1 dinihari ragu namun Silvi memelas Nia melangkah turun menggandeng tangannya ketika membuka pintu Nia mencoba untuk tidak membuat lonceng itu berbunyi namun sia-sia.
Nia menutup pintu lantas mengantar Silvi menuruni anak tangga ia menuju kamar mandi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari dapur
Nia menunggu diluar saat malam hari rumah ini.
Menjadi gelap temaram meski masih ada pencahayaan disana-sini namun karena besarnya rumah ini sehingga ada sisi gelap yang masih membuat Nia merasa ngeri saat menatapnya.
Lama ia menunggu Silvi gadis itu tidak juga keluar kemudian terdengar lonceng berbunyi Nia mengamati sekeliling apa ada yang juga keluar dari kamar namun tidak ada satupun orang yang Nia lihat perlahan bulukuduk Nia berdiri ia bisa merasakan bahwa sekarang ia tidak seorang diri disini.
"Silv udah belum?"
Tidak ada jawaban Nia melangkah masuk ada beberapa pintu dikamar mandi Nia mengamati satu persatu mengetuknya sembari memanggil gadis itu namun tidak ada jawaban dan kembali suara lonceng terdengar lagi.
Nia yakin suara itu adalah suara lonceng kedua kalinya yang ia dengar salah satu pintu terbuka Silvi melangkah keluar membuat Nia merasa lega ia segera menarik tangan gadis itu membawanya agar ia cepat kembali ke kamar.
Namun tiba-tiba gadis itu menarik tanganya dari Nia ia berhenti tepat disebuah lorong lantas Silvi memandang sisi kosong
Silvi menatap Nia lantas kemudian berbicara "Iaaak... Iaaak... iaaak!!" Apakah ada foto horor setan? Belum pastinya....