Pesugihan monyet menjadi salah satu bentuk ilmu hitam yang dilakukan sejumlah orang. Para pelaku pesugihan melakukan ritual di sebuah tempat yang dipercaya sebagai “surga” para pelaku pesugihan monyet. Tempat tersebut berada di Tempat Pemakaman Umum Ngujang, Tulungagung, Jawa Timur.
Sama halnya seperti pesugihan yang lain, pesugihan jenis ini juga membutuhkan tumbal darah dan nyawa makhluk hidup. Tumbal yang dimaksud sebenarnya tak hanya manusia, karena bisa dengan bentuk hewan, seperti ayam cemani, kambing, kerbau yang semuanya sudah mati.
Jika ada tumbal manusia yang akan diserahkan, biasanya sosok manusia itu harus orang dekat seperti keluarga. Pesugihan monyet dijalani seseorang untuk mendapatkan kekayaan dan kemakmuran. Maka dari itu untuk bisa mendapatkan keinginan yang ingin dicapai, perlu perjuangan yang tidak mudah.
Para pelaku pesugihan diwajibkan untuk tinggal di lokasi pemakaman yang dianggap keramat itu selama berhari-hari. Selain melakukan ritual, orang tersebut harus menyebutkan tumbal nyawa yang akan diberikan, baik itu hewan atau manusia. Jika manusia, nama manusia itu harus disebutkan.
Di pemakaman Ngujang itu banyak monyet-monyet yang tinggal. Bahkan menurut desas-desus yang berkembang, salah satu monyet yang tinggal di dalam pemakaman itu, ada yang perwujudan dari sosok manusia yang sekarang malah menjadi budak makhluk gaib di pemakaman itu.
Orang-orang yang melakukan pesugihan monyet pun sebenarnya memiliki ciri-ciri tertentu. Biasanya para pelaku pesugihan akan bergelagat berbeda dibandingkan orang lain. Seperti aura wajahnya yang terlihat kusam atau gelap karena melakukan praktik ilmu hitam.