Kisah sebelumnya: Part 4
Aku mengamati mereka dariawal karena saat itu yang dibaca surat Al-Baqarah dan alhamdulillah aku agak hafal jadi tidak perlu menunduk terus untuk membaca Al-Qur'an.
Aku yang sudah kesal karena acara mengaji kami diganggu Dya degan cepat berbicara.
"Dya kalau emang gak niat ngaji jangan disini" seketika itu Dya keluar dan kulihat Rosa agak ketakutan. Soalnya emang dikontrakan ini banyak banget cerita seramnya.
"Takut aku, Dya tiba-tiba masuk terus disebelahku, kayak tatapannya ga suka gitu aku ngaji" ujar Rosa.
"Udah gak papa Ros, lanjut aja tak tutup ya pintu kamarnya biar kita ngajinya gak ada yang ganggu" kataku.
Saat itu tengah malam, setelah dari kamar mandi sendirian aku iseng keruang tamu dan melihat Alaf yang masih terjaga sedang tiduran diatas sofa panjang. "Woi mblo belum tidur?" anehnya dia hanya diam dan tidak menjawab, aku colek dia tetap tidak bergeming. Aku merasa aneh jadi aku langsung kembali kekamar untuk lanjut tidur.
Selang beberapa hari sewaktu kami kumpul seperti biasa Kiky bercerita jika temannya si item bisa melakukan astral projection, si item udah ngelilingin rumah ini berusaha untuk bantu tapi sulit karena rumah ini dikelilingi makhluk halus yang lumayan banyak dan akhirnya si item berpesan jika anak-anak dikamar belakang tidak boleh mematikan lampu entah itu malam atau disiang hari sekalipun karena kalau tidak bisa-bisa ada satu anak yang kebawa.
"Btw ky temenmu indihome dong?" tanyaku "Bahasamu indihome" jawab kiky seraya tertawa.
"Hehe biasa anak twt, btw dia tau dong kalau sering dighibahin kita" kagetku.
"Ya tau dong, hayoloh" ucap Kiky main-main.
"Wkwk babahin lah" balasku sambil tertawa.
Setelah itu aku melirik Ina.
"In kamu merasa?" tanyaku pada Ina.
"Iya aku merasa diajak, tapi untungnya aku punya pelindung" jawab Ina.
"Pelindungmu cewek atau cowok In?" tanyaku lagi, kepo.
"Gak tau sosoknya itu seperti memakai mukenah dan bercahaya, tuh si Alaf sempet kenalan" tunjuk Ina pada Alaf yang sedari tadi menyimak.
"Kapan In? Aku gak pernah lihat dan gak bisa lihat gituan" saut Alaf.
"Iya kamu gak bisa lihat tapi bisa merasakan, semalam kamu gak bisa tidur kan?" kata Ina.
"Kok tau kamu, iya semalam aku merasa kayak ada yang ngawasin" Waduh seperti dalam cerita seram aja nih~
"Iya si penjagaku mau kenalan sama kamu, dia berdiri didekat badanmu ngelihatin kamu"
"Jadi merinding aku" Alaf sambil bergidik.
"Berarti Ina insyaallah aman ya gak bakal kebawa, lagian Ina kan rajin sholat dan pinter ngaji" kataku.
"Iya insyaallah aku bisa jaga diri, tapi aku jangan ditinggal sendirian"
Memang sejak awal dikontrakan aku sudah dekat dengan Ina jadi sebisa mungkin aku selalu menemaninya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitupun dengan Siti dan Indah, kita tim kamar belakang.
Siang hari itu kulihat Andy yang masih tertidur di kamar depan, karena kami berkumpul dan ramai di ruang tamu yang dia gunakan untuk tidur. Iga bercerita jika semalam dia melihat Andy berkeringat sangat banyak sampai badannya basah.
Teman teman yang tidur diruang tamu panik ada apa dengan Andy akhirnya mereka membangunkan andy dan andy yang terbangun langsung terduduk dengan nafas terputus-putus ngos-ngosan. Ditanyalah Andy oleh Iga
"Kamu kenapa ndy?"
"Hosh.. Aku abis ngejar bayangan orang" jawab Andy seraya menetralkan nafas.
"Mimpi?" tanya Iga lagi.