"Ohh saget, Monggo pinarak mriki mas (Oh bisa, silahkan duduk disini mas)" imbuh lelaki tua tersebut.
Kami berdua tidak menaruh curiga sejauh ini, hingga akhirnya aku mencium bau menyan di sekitar tempat tambal ban ini.
"Kamu mencium bau nya ngga?" tanyaku ke Rifkan
"Iya gus" jawab rifkan dengan mulai memperhatikan setiap sudut tempat tambal ban ini.
Dalam hati aku ingin lekas pergi darisni, tapi apa boleh buat mobilku belum selesai ditambal
Dari kejauhan di seberang jalan Agus melihat wda warung yang masih buka.
"Ke warung sana aja gus nunggu sambil ngopi disana" ajak rifkan
Aku hanya mengiyakan dan kami berdua berjalan ke arah warung disana.
Sesampainya disana nampak segerombolan anak kecil main di samping warung tsb.
"Kok ada anak-anak main jam segini ?" tanyaku dalam hati. Pikirku juga pasti rifkan juga melihat keadaan ini
Tanpa memikirkannya begitu lama aku dan Rifkan masuk ke dalam warung.
Nampak wanita yang belum begitu tua mengenakan daster berdiri tersenyum melihat kedatangan kami berdua.
"Tumbas nopo mas ?" tanya ibu-ibu penjual warung tsb
"Kopi panas kaleh bu (kopi panas 2 bu)" jawabku
Tak lama kopi datang, aku dan Rifkan ngobrol mencairkan suasana.
"Rif ngerasa ada yang aneh gak? kok ada ya anak-anak main jam segini" tanyaku ke rifkan
"Anak-anak dimana ?" tanya rifkan
"lhah itu di samping warung, ini suaranya kedengaran juga kok. Masak kamu gak tau?" ucapku
Tanpa menjawab, Rifkan yang mendengarku langsung keluar melihat samping warung.
"Mana ? gak ada apa-apa jangan nakut-nakuti gus" imbuh rifkan
Situasi mulai tegang, ibu-ibu penjual warung tiba-tiba hilang entah kemana. Aku dan rifkan memutuskan untuk bergegas kembali ke mobil.
"Buk, sampun ( bu, sudah)" ucapku memanggil ibu penjual warung
"Buk......."
Berkali-kali aku memanggil tapi tidak ada jawaban.
"Buk sampun......" gantian Rifkan yang ngomong
Tapi masih saja tanpa ada jawaban.
Sekali lagi aku memanggil "buk....."
Bukannya jawaban dari ibu penjual warung tsb yang kami dapat, kami malah dibuat kaget dgn suara yang kami dengar
"Hi hi hi hi......." terdengar seperti suara wanita tertawa sangat keras dan melengking dari luar warung
"gus......gus......." Rifkan memanggilku
Aku hanya menatap Agus tanpa mengeluarkan kata-kata apapun, nampaknya Agus paham aku pun juga menyadari suara tsb.
"gus......gus......." Rifkan memanggilku
Aku hanya menatap Agus tanpa mengeluarkan kata-kata apapun, nampaknya Agus paham aku pun juga menyadari suara tsb.
Kami berdua bergegas keluar warung, mencari dari arah mana suara tsb dan melihat ke arah belakang warung.
"Astagfirullahaladzaim..... Astagfirullahaladzaim"
kami berdua istigfar sama-sama atas apa yang kami berdua lihat...
Ternyata....
Ada wanita berdiri tegak berjubah hitam sangat panjang di samping pohon di dekat warung tersebut.
Matanya terbelalak putih dgn wajah pucat dan rambut panjangnya.
Anak-anak kecil yang tadi aku lihat pun berlari menghampiri perempuan tersebut.
Aku lihat anak-anak tsb ada yang wajahnya hancur dengan banyak luka dibadannya. Sangat jauh beda dengan saat awal aku melihatnya tadi.
"Hi hi hi hi........" Ku lihat wanita itu tertawa lagi yang membuat telinga kami berdua sakit
"gus ayo gus balik ke mobil cepat" ajak rifkan
Saat lari ke mobil lagi-lagi kami berdua dikagetkan lagi dan lagi, tambal ban yang kami hampiri tadi sekarang sudah tidak ada entah hilang kemana.
Bersambung~