Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 12 (Panggilan Rinjai)

Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 12 (Panggilan Rinjai)

Hai penggemar horor, apakah kalian pengen baca-baca ceritanya hantu dari pengarang kisah horor legendaris KKN Desa Penari yang ngeri banget itu.

Kali ini di cerita hantu berserinya ada yang berjudul "Padusan Pituh" seperti apa kengeriannya? Yuk kita baca bareng-bareng gengs.

  • Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 11

"Setiap hari, selalu ada anak perempuan yang masuk ke tempatnya dan tidak pernah keluar lagi, Kuncen yang semula menjaganya karena ingin Rinjani berubah, mulai ragu, mereka tidak mau lagi menuruti perintah Codro memberi Rinjani anak lagi."

Hantu (styledak.blogspot.com)

"Saat itulah untuk pertama kalinya Rinjani menampakkan dirinya, ia keluar dari tempatnya bertapa, kulitnya tirus pucat, tangan dan kakinya kurus kering, namun rambutnya begitu panjang, ia menatap semua Kuncennya lalu bersumpah, anak pertama dari mereka akan menjadi makanannya." 

"Maksudmu makhluk itu ingin saya?" tanya Mira, ia tidak begitu percaya dengan ucapan Ara, anak kecil yang di rasuki oleh sesuatu yang seperti ingin menggiringnya.

"Bukan itu yang saya ingin sampaikan" Ara menatap Mira, "kau tahu, bapakmu benar-benar orang yang hebat!!" 

"paling hebat, karena dari 7 Kuncen yang memiliki anak, hanya bapakmu yang berhasil menangkal kutukan Rinjani untuk mendapatkanmu, setidaknya membiarkanmu hidup sampai sejauh ini. karena itu, aku manggil kamu Ragil, paling muda di antara mereka."

 

"Tapi" Ara menatap Mira aneh, "setahun yang lalu, muncul dua orang perempuan yang datang ke desa ini, dia juga bisa menjadikan mayit hidup lagi sama sepertimu, namun aku tidak tahu siapa dia, pengetahuanku terbatas, dia hanya bertanya di mana Rinjani sekarang." 

"Tapi salah satu dari mereka bukan sembarangan orang aku tahu" kata Ara.

Mira tiba-tiba membuka kembali lembaran-lembaran di bukunya, ia menatap Ara sebelum menulis sesuatu di atasnya, ia menunjukkan pada Ara saat itu juga.

"Sengarturih dan Bonorogo!!" 

"benar" kata Ara, "salah satu dari mereka di ikuti oleh makhluk itu, bagaimana kamu bisa tahu?"

"Entahlah" kata Mira "aku hanya menulis sesuatu yang kau ceritakan!! untuk apa mereka mencari Rinjani?"

"Aku tidak tahu, sepertinya akan terjadi sesuatu yang sangat buruk!!" 

Hantu (coffeecartography.com)

"Lantas, aku kesini dengan satu pertanyaan."

Ara mengamati Mira, ia tahu apa yang akan di katakan oleh Mira.

"Jangan nduk, bapakmu sudah susah payah ngelepasin kamu dari Rinjani, jangan kau tukar nyawamu dengan darah dagingnya Codro, kuperingatkan kau!!" 

"Aku juga harus mencari Rinjani!!" ucap Mira.

"Bangsat!!" teriak Ara, "kau tahu berapa lama aku nunggu kamu di sini untuk menyampaikan permintaan bapakmu langsung, kalian benar-benar sama, bodoh dan nekat!! Rinjani tak akan pernah bisa di ajak bicara, setidaknya itu yang terjadi dengan kepala keluarga Codro terakhir!! dia mati di tangan Rinjani!!"

"Codro mati?!" tanya Mira....

"Benar, sekarang keturunannya lah yang sekarang bersembunyi, dia menunggumu mematahkan sumpah bapakmu sendiri!!" 

"Aku tetap harus ke tempat Rinjani, ada yang harus di benarkan" ucap Mira.

Mira menatap Ara, ia diam lama, sampai akhirnya anak lelaki itu menyerah, "bila memang kau memaksa dan aku harus melanggar sumpahku juga, akan aku lakukan."

Dua orang lelaki desa melangkah masuk ke ruangan 

satu dari mereka menarik rambut Mira, membuatnya menatap ke langit-langit, sementara yang lain memegang tangan Mira, menahannya, Ara berdiri di atas meja menatap wajah Mira, sebelum memasukkan tangan kecilnya ke dalam mulutnya.

"Ini akan sakit sekali, tahan!!" 

Mira tercekat, tubunya mengejang saat anak lelaki itu menarik sesuatu di dalamnya.

"Ini adalah sumpah bapakmu Mir, sumpah yang tidak pernah ia buat dengan yang lain, namun untukmu dia harus mengorbankan nyawanya!!"

Mira menatap rambut di pintal di tarik terus mnerus dari mulut Mira panjang, panjang sekali, Mira terus meronta, isi perutnya seperti di tarik, sementara Ara terus berujar, "ingat sekarang, ingat Mir."

Sekelebat bayangan neneknya muncul, Mira mengingatnya, mengingat saat neneknya merawatnya. Piring berisi makanan yang Mira makan selama ini rupanya sepiring rambut panjang yang masuk ke dalam tubuhnya.

Mata Mira berair, rasa sakit itu menyeruak masuk ke dalam tubuhnya, sementara dari tenggorokannya rambut yang di pintal terus keluar, panjang, panjang sekali 

setelah Ara berhasil mengeluarkan rambut panjang itu, Mira memuntahkan isi perutnya, "sejak kapan!! sejak kapan!! mbahku melakukan itu."



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"