Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 11 (Mayit Hidup)

Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 11 (Mayit Hidup)

Hai penggemar horor, apakah kalian pengen baca-baca ceritanya hantu dari pengarang kisah horor legendaris KKN Desa Penari yang ngeri banget itu.

Kali ini di cerita hantu berserinya ada yang berjudul "Padusan Pituh" seperti apa kengeriannya? Yuk kita baca bareng-bareng gengs.

  • Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 10

"Melok aku Mir, tak duduhno opo sing mok goleki" (ikut aku Mir, akan ku tunjukkan apa yang kamu cari). Mira dan rombongan itu berjalan masuk ke dalam kebun, banyak sekali pohon-pohon besar tinggi di kanan kiri, setelah menempuh jalan cukup jauh, mereka berhenti di salah satu rumah tua, Mira mengenal rumah itu, itu adalah rumah yang ada di dalam foto.

Ilustrasi (malangtoday.net)

Orang-orang mengeluarkan mayit mengikatnya dengan tali tambang, Mira bingung melihat pemandangan itu, karena yang terjadi selanjutnya, tali si mayit di tarik di gantung di atas pohon, di sana Mira tercekat menyaksikannya.

Tepat di atas sana, Mira bisa melihat ada 7 mayit yang di gantung di dahan-dahan pohon. Mira tak bisa berkomentar, ia shock menyaksikan pemandangan gila itu.

Belum berhenti sampai di sana, Mira harus melonjak kaget saat satu persatu mayit-mayit yang di gantung itu bergerak, menggeliat satu sama lain.

"Mereka hidup" batin Mira.

"Wes ngerti bahayane ilmu-mu" 

"monggo" (silahkan).

Mira melangkah masuk di dalam sebuah ruangan besar, dari luar rumah ini memang begitu megah, terlalu megah untuk di miliki seseorang di desa ini, namun yang bisa Mira nilai dari rumah ini adalah bahwa rumah ini sudah di tinggalkan.

Ada hal yang membuat Mira sadar dirinya tidak pernah di sambut di sini, tak seorangpun terlihat senang terutama saat tahu siapa dirinya, namun hanya anak lelaki ini yang tampak begitu tenang, sesekali ia tersenyum dengan wajah polosnya namun Mira tahu, ada seseorang di balik raganya.

Ilustrasi (fimela.com)

"Wes suwe aku ngenteni kowe, sing ragil sing paling janjeni" (sudah lama saya nunggu kamu, yang paling muda, yang paling menjanjikan).

ruangan itu pengap, tak seorangpun di ijinkan masuk, orang-orang desa menunggu di luar rumah, anak lelaki bernama Ara itu terus berbicara.

"ragil?" ulang Mira, "tapi saya anak pertama."

"Ora" kata Ara, "awakmu ragil, aku wes tahu ketemu ambek kabeh pakane Rinjani, koen sing terakhir" (saya sudah pernah bertemu dengan makanannya Rinjani dan kamu adalah yang terakhir).

Mira tak mengerti, anak itu masih memandanginya, 

Mira menurunkan tas punggungnya, mengeluarkan buku tua, ia membuka lembar perlembar sampai di gambar wanita dengan rambut panjang itu, Mira menunjukkan gambar itu pada anak lelaki itu dan wajahnya seketika berubah, ia memalingkan wajah, "nduk" katanya seraya berpaling, 

"ojok pisan-pisan kowe wani nduduhno aku Rinjani!!" (jangan sekali-sekali menunjukkan kepadaku Rinjani!!) ucap Ara.

"Apa itu Rinjani?"

Ara meminta Mira memasukkan kembali bukunya sembari ia menata duduknya, sebelum ia mulai mengatakannya.

"Rinjani adalah ingon milik Codro!!" 

"aku kenal karo bapakmu nduk" (saya mengenal siapa ayahmu) ucap Ara, "dia orang baik, sekaligus abdi kuncen yang bisa di percaya, dia jaga tempat itu karena memang tidak boleh sembarang orang mendekatinya."

"Kuncen Padusan pituh."

 

"Suatu hari ada dayoh datang ke tempat itu" Ara diam, ia mencoba mengingat kembali kejadian itu "dayoh itu adalah poro benggolo, mereka datang menyampaikan pesan bahwa tuan mereka akan datang kesini untuk mengambil sesuatu yang menjadi miliknya. kamu tahu apa itu?" 

Mira menggelengkan kepala.

"Rinjani."

Mira tidak mengerti maksud dari Ara, namun Ara seperti bisa membaca pikiran Mira.

"Rinjani dulu manusia, terlalu kuat tapi justru karena kuatnya dia, Codro ingin menjadikannya ingon miliknya" 

"simbol warna dalam budaya jawa hanya ada dua, hitam dan putih" Ara menjelaskan, "untuk menguasai putih seseorang harus benar-benar hitam terlebih dahulu, Rinjani benar-benar hitam, sudah ratusan orang melihat kengerian yang ia ciptakan."



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"