"Jadi, bukan sakit ginjal?" tanyaku. Bu Rahmi menggeleng.
Gara-gara sakit itulah, Pak Basit tak bisa bekerja dan keluarganya tak punya pemasukan. Katanya, hampir semua warga pernah diutangi. Awalnya mereka membantu, tapi lama-lama malas juga karena tahu Pak Basit tak bakal mampu membayar.
"Jadi, sekarang di mana mereka?" tanyaku memotong ceritanya. "Saya juga nggak tahu, Mas. Tapi dua bulan lalu, sekitar jam 2 pagi, saya denger jeritan kenceng banget. Arahnya dari rumah Mas," akunya.
Tunggu dulu. Kalau Bu Rahmi yang tinggal di Blok B saja bisa mendengar jeritan itu, berarti tetanggaku juga mendengarnya. Termasuk Pak RT. Lantas kenapa tak ada yang bercerita soal apa yang terjadi pada malam sebelum mereka menghilang?
Semakin janggal aja sih cerita Cerita Hantu Bersambung: Petaka di Cemara Timur Part ini, jadi penasaran kan dengan apalagi fakta selanjutnya, tunggu part selanjutnya yacch.... Part 8