Umat Islam mempercayai Rasulullah Muhammad Saw sebagai nabi sekaligus uswatun hasanah. Yaitu suri tauladan yang bisa jadi panutan umat manusia.
Bukan sembarang disebut sebagai nabi dan uswatun hasanah. Nabi Muhammad Saw memang dikenal sangat mulia dan punya perilaku dan ucapan yang baik. Nabi Muhammad juga sangat jujur, amanah, cerdas, dan tabligh. Jadi sudah hal yang lumrah kalau beliau jadi suri tauladan dan sangat dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia.
Seperti ada tertulis, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS Al Ahzab:21).
Istri Nabi Muhammad, Aisyah, suatu ketika pernah ditanya perihal akhlak Rasulullah Saw oleh Sa'd bin Hisyam bin Amir. Ditanya tentang akhlak suaminya, Aisyah menjawab bahwa Nabi Muhammad adalah Alquran.
Dalam Hadi Riwayat Muslim juga dijelaskan, "Khuluquhu al-Qur’an (Akhlak beliau adalah Alquran)."
Namun, karena manusia biasa. Tentu saja hal yang berbeda bisa terjadi pada keturunan Nabi Muhammad.
Seluruh keturunan yang memiliki nasab langsung ke Nabi Muhammad belum tentu memiliki akhlak yang sama juga seperti Nabi Muhammad.
# Penjelasan Habib Luthfi
Pimpinan Majelis Kanzus Sholawat Pekalongan Habib Luthfi bin Yahya kemudian menjelaskan perihal akhlak para keturunan nabi.
Menurutnya, meskipun seseorang mempunyai nasab langsung ke Rasulullah. Namun, belum tentu akhlak orang tersebut sama seperti Rasulullah. Itu karena mereka tidak di-ma'shum.
"Jangan heran jika (keturunan Nabi) ada yang berakhlak tidak baik, lah wong mereka tidak di-ma’shum kok," ujar Habib Lutfi mengutip pikiranrakyat-bekasi.com.