"Alhamdulillah sangat berhasil dan alhamdulillah masyarakat antusiasnya luar biasa sekali. Dan sekarang yang perlu kita antisipasi adalah angka kematian ibu melahirkan. Karena pada trimester pertama mengandung, mengalami resistensi untuk pergi ke dokter atau pelayanan kesehatan. Dan yang tidak kalah penting, kita juga harus fokus dan concern terhadap pencegahan stunting. Jangan sampai efek dominonya akan sangat panjang kalau SDM anak-anak kita mengalami stunting," ucapnya dengan ramah.
Dalam sebuah kesempatan bersama Detikcom, Siti pun membagikan kisahnya bagaimana pengalaman menjadi istri seorang gubernur. Ia bercerita kalo suaminya tersebut tak punya banyak waktu untuk di rumah karena halus menjalankan banyak tugas di luar.
"Ketika suami dilantik untuk menjadi pejabat publik, saat itu juga, maaf, kita sudah mewakafkan suami kita untuk masyarakat. Jadi tidak ada romantisme yang seperti itu," ujarnya.
"Kalau ada waktu me time sama suami, ya paling olahraga pagi-pagi. Kita sama-sama hobi sepedaan, kita olahraga sambil melihat warga dan jam 7-8 pagi sudah masuk ke kantor," ucapnya.
Bahkan, saking sibuknya sang suami, Siti bercerita kalo mereka nyaris tak punya waktu untuk liburan. "Kalau diagendakan untuk liburan kayaknya kok sangat tidak bisa. Karena 24 jam dalam tujuh hari itu ya jam kerjanya. Ngak ada waktu libur dan untuk liburan," lanjut ibu satu anak itu.
Di akhir wawancara bersama Detikcom, Siti membagikan sebuah pesan yang begitu menyentuh. “Jadilah cahaya untuk orang-orang untuk orang di sekitar kita yang mampu menghadirkan kedamaian dengan kehangatannya. Melalui sinarnya sanggup menggugah semangat orang untuk terus berkarya. Dan membangkitkan asa saat gelap gulita. Karena secercah cahaya dapat mengalahkan ribuan kegelapan. Kalau untuk para suami, berilah kesempatan bagi perempuan untuk bisa megaktualisasikan diri. Sehingga perempuan itu bisa menjadi cahaya dan menyinari dunia," pungkasnya.