Sebagai contoh, yoga kerap dipandang olahraga fisik belaka, padahal ini bukan hanya tentang menyempurnakan gerakan downward dog atau handstand. Sutra Yoga Patanjali—salah satu teks klasik sejarah dan filosofi yoga—mengklasifikasikan delapan tahapan yoga. Latihan fisik yang disebut Asana hanyalah salah satunya. Meditasi, pengendalian napas, dan cara menjalani hidup merupakan komponen penting lainnya yang berfungsi lebih dari sekadar memperbaiki postur atau mengencangkan bokong. Yoga juga mengajarkan "penyatuan" diri sendiri dengan alam.
Bukan hanya yoga yang memiliki asal-usul holistik dan anti-kapitalis. "Mindfulness" dalam ajaran Buddha dan Abrahamik menekankan pentingnya membuang jauh ego dan bersikap penuh kasih terhadap semua makhluk hidup. Tapi sekarang, orang mempraktikannya untuk melepas stres dan meningkatkan fokus kerja.
Kepercayaan spiritual masyarakat adat sering berakar pada kesadaran komunal dan ekologis. Mereka menghormati dan menghargai bumi, karena itulah mereka dikenal sebagai penjaga dan pelindung tanah. Ritual membakar dupa tidak ada hubungannya dengan "membersihkan energi negatif" yang digaungkan industri wellness modern. Masyarakat adat melakukannya sebagai terapi pengobatan, serta dalam upacara dan ritual pemujaan terhadap bumi. Sayangnya, kapitalisme asal mencomot praktiknya dan menghilangkan konteks-konteks ini.
Banyak produk self-care modern yang tidak mementingkan kelestarian bumi. Tak sedikit merek athleisure populer yang masuk kategori "Kurang Bagus" di Good On You. Platform ini menilai merek berdasarkan dampaknya terhadap manusia, planet dan hewan. Rupanya, produk-produk yang diklaim bagus untuk kesehatan dan perawatan diri tidak berkomitmen membantu penurunan emisi atau memberikan upah yang layak bagi para pekerjanya.
Kristal, benda favorit penganut wellness bahkan sering kali diperoleh secara tidak etis. Laporan investigasi The Guardian mengungkapkan industri kristal menjalankan penambangan yang berbahaya tanpa regulasi yang jelas. Gaji para penambangnya pun di bawah rata-rata.
Praktik wellness modern terlalu fokus pada perawatan diri sampai-sampai mereka lupa untuk peduli dengan hal lain, seperti bumi. Jadi tidak heran kenapa semua uang yang kita keluarkan untuk merawat diri dan meningkatkan kualitas hidup tidak membuat dunia ini lebih baik. Maka nggak aneh kalau bencana iklim semakin memburuk dan alih-alih bikin kita bahagia, yang ada malah makin suntuk sama keadaan bumi yang makin carut-marut.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk memperbaikinya? Kalian bisa memulai dengan mencari produk wellness yang sumbernya berkelanjutan, serta mengakui dari mana praktik wellness itu berasal—sebagai individu dan di industri. Kita juga perlu melihat ke dalam, melepaskan diri dari budaya wellness dan self-care yang terkomodifikasi dengan tidak memikirkan praktik-praktik ini sebagai sesuatu yang wajib kita konsumsi. Lebih baik jika kalian belajar dari praktisi holistik, lepas dari materialisme, dan lebih memedulikan sesama dan lingkungan. Untuk memperbaiki diri sendiri, kita juga harus menyembuhkan satu sama lain yang tinggal di bumi ini.