Di sebuah persimpangan, seorang polisi memberhantikan laju sepeda motor. Si pengendara berhenti dan petugas mulai menegur hingga menanyakan sejumlah pertanyaan padanya. Namun yang terjadi setelahnya, si pengendara menangis.
Hal ini terjadi di Sampang, Madura, Jawa Timur. Polisi memberhentikan sang pengendara lantaran ia menggunakan sebuah motor mini. Sedangkan mengapa sang pengendara menangis adalah karena ia mengira bahwa motornya akan diangkut polisi yang bertugas.
Kejadiannya bermula saat si pengendara motor mini berhenti di persimpangan Jalan KH Hasyim Asy'ari, Sampang. Saat itu pula, polisi yang bertugas melihat kejanggalan tersebut: sebuah sepeda motor mini dikendarai oleh dua orang bocah yang keduanya berusia 5 tahun. Motor mini itu bahkan berhenti menunggu traffic light dengan santai di jalan raya tersebut.
Pengendara itu adalah Restu Alfarizi dan membonceng sepupunya Arkan Dzikri Abror. Mereka berdua hendak pergi ke rumah sepupunya itu. Ketika ditanya petugas mengapa berani membawa motor mini di tengah jalan besar, Restu hanya bilang bahwa ia telah mengenakan helm.
Restu ditanyai oleh petugas di mana rumahnya dan siapa ayahnya. Ia menghadapi pertanyaan itu dengan tenang hingga akhirnya polisi itu berencana mengangkut motor mini yang ditumpanginya ke mobil patroli.
Mendengar itu, Restu menangis. Sesaat kemudian, polisi mengizinkannya pulang. Motor mininya tetap dipacu di jalan, namun kali ini mereka dikawal dua polisi.
Setibanya di rumah, Restu ternyata tinggal bersama neneknya, sementara orang tuanya bekerja di Surabaya. Neneknya khawatir pada cucunya dan sudah mencari Restu seharian. Polisi mengakui bahwa Restu punya ketenangan yang luar biasa saat mengendarai sepeda motor mini itu. Neneknya juga menjelaskan bahwa keberaniannya diturunkan dari ayahnya yang ternyata seorang pembalap.